Tips Menangani Ibu Penderita Baby Blues Yang Ingin Bunuh Diri – Baby blues merupakan gangguan emosional yang diderita oleh wanita yang baru saja melahirkan. Baby blues ini disebabkan oleh kondisi hormon wanita setelah melahirkan. Selain karena kondisi hormon, baby blues juga dipicu suasana baru ketika sudah melahirkan dan kondisi lingkungan yang tidak dapat mengerti suasana hati penderita yang kadang sedih, cemas, atau ketakutan secar berlebihan. Baby blues ini tidak dialami oleh semua wanita setelah melahirkan. Namun, bagi wanita yang menderita baby blues akan bahaya jika tidak mendapat penanganan yang tepat. Bahkan, jika baby blues ini dibiarkan tanpa berusaha untuk mencari solusi, maka keselamatan nyawa ibu terancam karena wanita penderita baby blues sering berpikiran negatif hingga berusaha melakukan percobaan bunuh diri. Berikut ini merupakan beberapa tips dari salah satu pemain multibet88.online yang merupakan anggota situs judi bola yang sudah berpengalaman dalam menghadapi wanita baby blues agar tidak sampai melakukan percobaan bunuh diri atau mengalami setres yang bisa mengakibatkan pendarahan yang bisa membahayakan diri, yaitu :
– Peran Orang Tua Dan Pasangan
Peran orang tua dan pasangan adalah yang paling utama dalam menghadapi wanita baby blues. Wanita yang baru saja melahirkan bisa jadi masih memiliki rasa takut dan cemas dalam mengurus bayi. Oleh karena itu, peran orang tua di sini dibutuhkan agar dapat membantu si ibu muda dalam mengurus bayinya. Namun, tetap harus diperhatikan bahwa orang tua tidak boleh memberikan kata-kata yang sekiranya dapat mengganggu pikiran si wanita yang baru saja melahirkan.
Peran pasangan untuk wanita yang baru saja melahirkan sangat penting agar dia dapat menyampaikan keluh kesahnya pada pasangan. Peran pasangan di sini juga untuk menjadi teman baginya untuk belajar cara mengurus bayi bersama-sama. Selain itu, pasangan juga harus memberikan kasih sayang dan perhatian yang lebih agar si wanita yang baru saja melahirkan.
– Jangan Biarkan Wanita Yang Baby Blues Sendirian
Wanita yang baru saja melahirkan selalu membutuhkan teman agar ia tidak takut untuk mengurus bayinya. Orang-orang terdekat seperti keluarga dan pasangan adalah orang yang tepat untuk menemani wanita yang baru saja melahirkan. Jika ia dibiarkan sendirian, maka yang ditakutkan adalah emosinya naik turun karena pengaruh hormon setelah melahirkan. Selain itu, jika ia dibiarkan sendirian dikhawatirkan akan membuat pemikiran negatif seperti tidak ada yang peduli dengannya dan pemikiran ia belum bisa menjadi ibu yang baik. Akibatnya, hal ini dapat membahayakan, terutama untuk si wanita dan bayi. Karena, wanita baby blues cenderung berpikir untuk mengakhiri hidupnya daripada tidak mampu merawat bayinya dengan baik.
– Batasi Orang Yang Ingin Menengok Wanita Yang Baru Melahirkan
Ketika seseorang baru saja melahirkan, pasti banyak orang yang ingin mengetahui keadaannya dan bayinya. Dalam hal ini, peran keluarga terdekat kembali dibutuhkan untuk membatasi orang yang ingin menengok ibu muda yang baru saja melahirkan. Hal ini disebabkan karena biasanya orang yang menengok cenderung merasa gemas kepada si bayi dan akan mencoba berkomunikasi dengan si bayi, seperti mencoba untuk menggendong dan mencium si bayi. Hal ini dapat menimbulkan rasa khawatir kepada si ibu karena ia pasti berpikir apakah orang yang menyentuh bayinya bersih dan sehat atau tidak. Oleh karena itu, sebaiknya jika menengok ibu yang baru saja melahirkan harus berusaha menahan hasrat untuk dapat menyentuh si bayi.
Selain itu, biasanya orang yang menengok ibu yang baru saja melahirkan akan memberikan komentar-komentar mereka. Komentar yang berlebihan seperti membandingkan pengalamannya mengurus bayi dengan yang dilakukan si ibu, berkomentar tentang fisik si ibu dan bayi, serta berusaha memberi masukan tetapi menggunakan kalimat yang menyakitkan akan membuat si ibu yang baru melahirkan tertekan. Oleh sebab itu, jika berkunjung ke orang yang abru saja melahirkan harus dapat menjaga pembicaraan agar tidak menjadi tekanan untuk si ibu.
Bahasa yang Menggambarkan Perilaku Bunuh Diri
Bahasa yang Menggambarkan Perilaku Bunuh Diri – Bahasa bunuh diri secara berbeda oleh berbagai generasi, jenis kelamin, dan etnis. Program Pencegahan Bunuh Diri Menggambarkan perilaku yang berhubungan dengan bunuh diri sebagai setiap perilaku yang melukai diri sendiri yang membuktikannya menunjukkan bahwa orang tersebut bermaksud untuk membunuh dirinya sendiri atau ingin menyampaikan kesan niat bunuh diri karena alasan lain, seperti menghukum orang lain yang menerima perhatian.
Bahasa yang Menggambarkan Perilaku Bunuh Diri
samaritans-bristolcounty – Bunuh diri didefinisikan sebagai seseorang yang mengambil nyawanya sendiri dengan niat sadar dengan cara mematikan seperti, senjata api, keracunan, mati lemas atau cedera diri lainnya.
Istilah “bunuh diri yang dilakukan” menyiratkan tingkat kriminalitas sementara “bunuh diri total” menyiratkan upaya sebelumnya mungkin tidak ada. Kedua istilah (berkomitmen dan selesai) mengabadikan stigma yang terkait dengan bunuh diri dan sangat tidak disarankan.
Penggunaan kata “berhasil” atau “gagal” untuk menghilangkan bunuh diri juga tidak disarankan, “mati karena bunuh diri” atau “mati karena bunuh diri” serta “mati karena bunuh diri” dan “perilaku bunuh diri yang fatal” direkomendasikan. Penggunaan bahasa yang berhubungan dengan bunuh diri secara sensitif dihargai.
Baca Juga : 12 Hal yang Dapat Dilakukan Orang Tua untuk Membantu Mencegah Bunuh Diri
Penting untuk dipahami bahwa perilaku bunuh diri terjadi secara terus menerus. Perilaku yang tercantum di bawah ini mencerminkan peningkatan intensitas perilaku bunuh diri saat berkembang dari perilaku berisiko hingga kematian karena bunuh diri.
Pikiran dan Perilaku Risiko
Meskipun tidak selalu terkait dengan bunuh diri, ide dan tindakan ini meningkatkan kemungkinan cedera atau kematian. Tindakan ini mungkin termasuk terlibat dalam olahraga sembrono, berpartisipasi dalam kegiatan berbahaya, mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar, minum dan mengemudi, autoerotisme, dll.
Pemikiran bunuh diri
Setiap pikiran atau fantasi yang dilaporkan tentang keterlibatan dalam perilaku yang berhubungan dengan bunuh diri dianggap sebagai ide bunuh diri. Contoh: Entri jurnal kelas bahasa Inggris seorang anak muda yang menggambarkan perasaan sedih yang mendalam dan pikiran untuk bunuh diri, kematian, atau “mengakhiri semuanya.”
Ancaman Bunuh Diri
Setiap tindakan interpersonal, verbal atau non-verbal, yang menunjukkan keinginan merusak diri sendiri, tetapi menghentikan tindakan langsung yang merugikan diri sendiri. Orang yang berakal akan mengartikan tindakan ini sebagai komunikasi atau perilaku yang berhubungan dengan bunuh diri. Contoh: Seorang pemuda mengancam akan bunuh diri jika pacarnya putus.
Tindakan Bunuh Diri atau Gerakan Bunuh Diri
Perilaku yang melukai diri sendiri atau tindakan simbolis bunuh diri, yang tidak merupakan ancaman serius terhadap kehidupan. Individu mungkin melaporkan ingin “melihat apa yang akan terjadi.” Tindakan tersebut dapat mengakibatkan kematian, cedera, atau tanpa cedera tanpa dilakukan.
Percobaan Bunuh Diri
Hasil yang tidak fatal dimana terdapat bukti (baik eksplisit maupun implisit) bahwa tindakan tersebut akan menyebabkan kematian. Upaya bunuh diri atau mungkin tidak menyebabkan cedera. Percobaan bunuh diri termasuk tindakan oleh orang-orang yang tekadnya untuk mati digagalkan karena mereka ditemukan dan dihidupkan kembali, atau metode yang dipilih tidak mematikan. Individu sering melaporkan bahwa niatnya adalah untuk mati. JANGAN Merujuk pada upaya bunuh diri yang tidak fatal, sebagai “upaya yang gagal”. Istilah ini menciptakan ilusi bahwa mati karena bunuh diri adalah hal yang baik.
Euforia bunuh diri
Kadang-kadang individu yang depresi, putus asa, marah, atau gelisah mempertimbangkan, dan kemudian menyelesaikan, pikiran bunuh diri yang mungkin menjadi “rencana bunuh diri” yang ditentukan. Setelah ini terjadi, perilaku pada orang yang berpotensi bunuh diri mungkin muncul sebagai “euforia bunuh diri” oleh seorang pengamat. “Perasaan” kebahagiaan atau kesejahteraan yang luar biasa ini didasarkan pada gagasan bahwa segera “tidak ada rasa sakit” akan muncul bagi orang yang ingin bunuh diri.
Keadaan euforia ini dapat menipu para pembantu dan penjaga gerbang yang berpikir bahwa “pelarian menuju kesehatan” sedang terjadi pada individu tersebut. Teman dan keluarga korban bunuh diri seringkali dibingungkan dengan perasaan bahwa ini bukanlah bunuh diri karena keceriaan seseorang yang mengungkapkan euforia ini. Ketika tindakan bunuh diri direncanakan, orang yang rentan mungkin sebenarnya tampak tenang, dan menunjukkan kebahagiaan yang sulit dipahami dalam waktu singkat.
Kematian Sub-intentional
Tindakan terselubung atau yang menempatkan diri pada posisi yang sangat rentan, seperti korban yang memicu pembunuhan, lalu lintas yang mendekat, atau keluar dari kendaraan yang bergerak.
Pakta Bunuh Diri
Bunuh diri dua atau lebih individu (teman dekat, kekasih, dll.) sebagai akibat dari kesepakatan untuk menyelesaikan tindakan merusak diri sendiri bersama-sama, atau secara terpisah tetapi dalam waktu yang dekat. Pakta bunuh diri adalah bagian yang sangat nyata dari bunuh diri dan secara historis diwakili dalam fiksi dan juga fakta.
Penularan atau Bunuh Diri Copy-Cat
Sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana cara bunuh diri atau perilaku bunuh diri dari satu atau lebih orang lain yang mempengaruhi untuk mencoba atau mati dengan bunuh diri. Beberapa bentuk media liputan non-fiksi tentang bunuh diri dengan peningkatan bunuh diri secara signifikan antara lain paparan media. Terjadinya peniru bunuh diri membuat paling kuat di kalangan remaja. Pendidikan masyarakat dan media sangat penting untuk mengurangi risiko ini.
Kelompok Bunuh Diri
Sebuah cluster bunuh diri dapat didefinisikan sebagai sekelompok bunuh diri atau upaya bunuh diri, atau keduanya, yang terjadi lebih dekat bersama-sama dalam ruang dan waktu daripada yang biasanya diharapkan dalam komunitas tertentu.
Pembunuhan-Bunuh Diri
Jangan bingung dengan pakta bunuh diri, ini adalah peristiwa di mana satu orang membunuh satu orang atau lebih dan kemudian mengambil nyawanya sendiri. Korban pembunuhan mungkin anggota keluarga, teman, kenalan, atau orang asing.
Pembunuhan yang Diprakarsai Korban juga dikenal sebagai Bunuh Diri oleh Cop
Juga disebut sebagai “bunuh diri yang dibantu polisi” atau “pembunuhan yang dipicu oleh korban,” frasa ini dapat memiliki arti yang sangat berbeda. Seseorang dapat dengan sengaja menempatkan dirinya dalam situasi yang sangat berbahaya dengan menunjukkan perilaku mengancam yang ditanggapi oleh petugas polisi dan mungkin diminta untuk bereaksi dengan kekuatan yang mematikan.
Skenario lain mungkin melibatkan seorang petugas polisi yang ingin mengakhiri hidupnya dan mengatur rekan kerja untuk “menghabisi mereka.” Lebih sering petugas penegak hukum yang meninggal karena bunuh diri melakukannya dengan cara untuk menyelamatkan rekan-rekan mereka, dan dengan tingkat martabat yang dirasakan. Semua perilaku ini sangat sulit bagi petugas polisi.
Korban Bunuh Diri
Istilah ini digunakan dalam doa cara. Satu menggambarkan seseorang yang selamat dari upaya bunuh diri. Yang kedua menggambarkan anggota keluarga dan teman dekat seseorang yang meninggal karena bunuh diri. Pastikan untuk mengklarifikasi penggunaan istilah ini.
melukai diri sendiri
Self-injury didefinisikan sebagai perubahan atau perubahan jaringan tubuh sendiri yang dan biasanya berulang, tanpa niat bunuh diri. Yang lain yang digunakan untuk menggambarkan istilah-istilah ini termasuk pemotongan, melukai diri sendiri, mutilasi diri, kekerasan yang ditimbulkan sendiri, dan agresi otomatis. melukai diri sendiri melintasi batas -batas ras, jenis kelamin, pendidikan, preferensi, dan kelompok sosial ekonomi.
Meskipun sulit ditemukan dari upaya bunuh diri, penting untuk dipahami bahwa orang yang melakukan ini tidak serta berniat untuk mati sebagai akibat dari tindakan mereka.Seorang individu yang melukai diri sendiri menggunakan perilaku ini untuk mendapatkan bantuan dari emosi yang intens, untuk keputusan dan kebijakan diri mereka sendiri. diri dapat mengakibatkan kematian yang tidak menyebabkan cedera.
12 Hal yang Dapat Dilakukan Orang Tua untuk Membantu Mencegah Bunuh Diri
12 Hal yang Dapat Dilakukan Orang Tua untuk Membantu Mencegah Bunuh Diri – Ketika anak-anak tumbuh menjadi pra-remaja dan remaja, menjadi lebih menantang bagi orang tua untuk mengetahui apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Kapan pasang surut normal masa remaja menjadi sesuatu yang perlu dikhawatirkan?
12 Hal yang Dapat Dilakukan Orang Tua untuk Membantu Mencegah Bunuh Diri
samaritans-bristolcounty – Orang tua dan anggota keluarga dapat membantu pra-remaja dan remaja mengatasi ketika hidup terasa terlalu sulit untuk ditanggung. Pelajari tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko anak Anda untuk bunuh diri dan jelajahi 12 saran di bawah ini. Langkah-langkah ini dapat membantu Anda merasa lebih siap untuk menawarkan dukungan yang penuh perhatian dan tidak menghakimi yang dibutuhkan anak Anda.
1. Jika Anda melihat tanda-tanda bahwa kesehatan mental anak Anda terancam, dengarkan.
Mungkin anak Anda hanya mengalami hari yang buruk, tetapi ketika tanda-tanda masalah kesehatan mental berlangsung selama berminggu-minggu, jangan menganggap itu hanya suasana hati yang berlalu. Studi menunjukkan bahwa 9 dari 10 remaja yang bunuh diri berjuang dengan kondisi kesehatan mental seperti kecemasan . Tapi perlu diingat:
Remaja yang belum didiagnosis dengan kondisi kesehatan mental apa pun mungkin masih berisiko. Sebagian, ini karena sulit untuk menentukan masalah kesehatan mental pada usia dini.
Baca Juga : Memahami Risiko dan Cara Pencegahan Bunuh Diri
Banyak remaja yang mencoba bunuh diri tidak memiliki masalah kesehatan mental yang mendasarinya, tetapi dalam kebanyakan kasus, mereka akan memberikan tanda-tanda bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk mengakhiri hidup mereka sendiri.
Tujuan Anda harus tetap tenang, waspada, dan siap berbicara dengan anak remaja Anda. Jangan menunggu mereka datang kepada Anda. Anda dapat memulai dengan mengatakan, “Kamu tampak sedih. Aku terbuka untuk membicarakan hal ini, karena aku mencintaimu dan aku peduli dengan apa yang terjadi padamu.” Berikut adalah lebih banyak tips untuk membuka percakapan kesehatan mental dengan anak Anda.
2. Dengarkan bahkan ketika anak Anda tidak berbicara.
Jangan kaget jika anak remaja Anda berpaling ketika Anda pertama kali mengangkat topik kesehatan mental atau bunuh diri. Ingatlah bahwa, bahkan jika anak Anda pada awalnya diam, tindakan mungkin berbicara lebih keras daripada kata-kata.
Perhatikan perubahan besar dalam pola tidur, nafsu makan, dan aktivitas sosial anak Anda. Mengisolasi diri, terutama bagi anak-anak yang biasanya senang bergaul dengan teman atau berolahraga, dapat menandakan kesulitan yang serius. Jika anak Anda berjuang lebih dari biasanya dengan tugas sekolah, tugas, dan tanggung jawab lainnya, ini adalah tanda tambahan yang tidak boleh Anda abaikan.
3. Sadari bahwa anak Anda mungkin menghadapi risiko bunuh diri yang belum Anda pertimbangkan.
Banyak orang tua bertanya-tanya: Mungkinkah ini benar-benar terjadi pada anak saya? Sayangnya, jawabannya adalah ya. Kaum muda dari semua ras, etnis, identitas gender, orientasi seksual, tingkat pendapatan, dan latar belakang komunitas meninggal karena bunuh diri setiap tahun. Faktanya, bunuh diri adalah penyebab kematian kedua di kalangan anak muda berusia 10 hingga 24 tahun.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan kaum muda berpikir untuk mengakhiri hidup mereka:
- Kehilangan orang yang dicintai karena kematian, perceraian, penempatan, deportasi atau penahanan
- Penindasan (secara langsung atau online)
- Diskriminasi, penolakan atau permusuhan karena identitas gender atau orientasi seksual
- Rasisme, diskriminasi dan ketidaksetaraan terkait dan stres
- Riwayat keluarga bunuh diri atau kesulitan kesehatan mental
- Stigma (keyakinan bahwa berbicara tentang kesehatan mental atau bunuh diri itu salah atau memalukan)
- Akses mudah ke senjata api atau alat dan zat lain yang mengancam jiwa
- Menyaksikan atau menderita kekerasan atau kekerasan dalam rumah tangga
- Ketidakstabilan keuangan yang menyebabkan kekhawatiran dan rasa tidak aman
- Bunuh diri di sekolah atau kelompok teman mereka
- Dapatkan lebih banyak perspektif tentang risiko spesifik anak Anda di sini .
4. Cobalah untuk tidak mengabaikan apa yang Anda lihat sebagai “drama remaja”.
Jangan pernah menganggap anak Anda melebih-lebihkan atau bermain-main jika mereka mengatakan atau menulis:
- “Aku ingin mati.”
- “Aku tidak peduli lagi.”
- “Tidak ada yang penting.”
- “Aku ingin tahu berapa banyak orang yang akan datang ke pemakamanku?”
- “Kadang-kadang aku berharap aku bisa tidur dan tidak pernah bangun.”
- “Semua orang akan lebih baik tanpaku.”
- “Kau tidak perlu mengkhawatirkanku lebih lama lagi.”
Banyak anak yang mencoba bunuh diri akan memberi tahu orang tua mereka sebelumnya (meskipun yang lain tidak). Kata-kata ini menunjukkan kebutuhan mendesak akan bantuan.
Jangan mengambil risiko salah tentang hal ini. Tanggapi setiap pernyataan tentang bunuh diri dengan serius.
5. Tanggapi dengan empati dan pengertian.
Ketika anak Anda berbicara atau menulis tentang bunuh diri, Anda mungkin merasa terkejut, sakit hati, atau marah. Anda bahkan mungkin ingin menyangkal apa yang Anda lihat atau berdebat dengan anak Anda. Perasaan ini wajar dan valid, tetapi penting untuk fokus pada kebutuhan anak Anda terlebih dahulu dan terutama. Tujuan Anda adalah menciptakan ruang yang aman di mana anak remaja Anda dapat mempercayai Anda untuk mendengarkan dan mengungkapkan keprihatinan, tetapi tanpa menghakimi atau menyalahkan.
Alih-alih bereaksi seperti ini:
- “Itu hal yang konyol untuk dikatakan.”
- “Kamu memiliki kehidupan yang hebat – mengapa kamu mengakhirinya?”
- “Bukan itu maksudmu.”
- “Aku tidak percaya apa yang kudengar!”
- Kelola perasaan Anda sendiri sehingga Anda dapat merespons dengan empati:
- “Sepertinya kamu sangat kesakitan dan tidak bisa melihat jalan keluar.”
- “Mungkin Anda bertanya-tanya bagaimana hidup menjadi rumit dan sulit ini.”
- “Saat ini, Anda tidak yakin dengan jawaban atas masalah yang Anda hadapi.”
- “Kamu pasti benar-benar terluka di dalam untuk mempertimbangkan untuk mengakhiri hidupmu.”
6. Dapatkan bantuan profesional segera.
Jika anak remaja Anda melukai diri sendiri, atau Anda merasa mereka berisiko mencoba bunuh diri, bawa mereka ke unit gawat darurat rumah sakit setempat. Tindakan cepat sangat penting ketika segala sesuatunya telah mencapai titik krisis.
Jika Anda melihat tanda-tanda pikiran untuk bunuh diri tetapi tidak merasakan krisis segera, Anda masih perlu mengambil tindakan. Hubungi dokter anak Anda atau penyedia kesehatan mental setempat yang merawat anak-anak dan remaja. Jelaskan apa yang Anda lihat dan dengar dan jadwalkan evaluasi kesehatan mental.
Penyedia layanan kesehatan dapat membantu Anda dan anak remaja Anda membuat rencana keselamatan yang mencakup:
- Tanda-tanda peringatan atau pemicu yang dirasakan remaja Anda akan mengarah pada pikiran untuk bunuh diri
- Kemungkinan langkah untuk membantu mereka mengatasi ketika mereka merasa terpicu
- Sumber dukungan: keluarga, teman, guru, mentor dan lain-lain
- Kontak darurat dan langkah-langkah yang harus diambil jika keadaan memburuk
7. Lepaskan atau amankan senjata yang Anda miliki di rumah. Lakukan hal yang sama dengan alat dan zat mematikan lainnya.
Setengah dari bunuh diri remaja terjadi dengan senjata api—dan upaya bunuh diri dengan senjata api hampir selalu berakibat fatal. Sejauh ini, pilihan teraman adalah mengeluarkan senjata dan amunisi dari rumah Anda sementara anak remaja Anda berjuang dengan pikiran untuk bunuh diri. Banyak keluarga menyerahkan senjata kepada kerabat atau individu tepercaya lainnya untuk membantu melindungi anak remaja mereka selama waktu yang rentan.
Penyimpanan rumah yang aman adalah pilihan terbaik kedua . Mengunci dan membongkar semua senjata, dengan amunisi yang disimpan dan dikunci di ruang terpisah, memang mengurangi risiko tragedi – tetapi hanya jika anak remaja Anda tidak mengetahui kombinasi gembok atau di mana kuncinya disembunyikan. Membongkar senjata dan menyimpan komponen secara terpisah dan terkunci adalah pilihan lain.
Tentu saja, senjata bukan satu-satunya cara bunuh diri yang mungkin dilakukan anak Anda . Obat resep dan obat bebas dapat menimbulkan bahaya selama krisis bunuh diri. Keluarga harus menyimpan obat-obatan dan, bila memungkinkan, mengurangi jumlah obat yang ada. Pertimbangkan juga untuk membeli obat bebas dalam kemasan blister daripada botol, untuk memperlambat akses ke pil.
Alat dan zat yang berpotensi mematikan lainnya yang harus Anda pertimbangkan untuk dikunci meliputi:
- Alkohol
- obat-obatan terlarang
- Pembersih rumah tangga dan produk beracun lainnya
- Produk debu kalengan
- Inhalansia
- Antibeku
- Pisau, silet, atau senjata lainnya
- Tali, ikat pinggang, atau kantong plastik
Pekerjaan memindahkan atau mengunci benda-benda dan zat-zat ini mungkin tampak menakutkan, tetapi keselamatan anak Anda dipertaruhkan. Upaya bunuh diri seringkali impulsif, dan momen krisis dapat meningkat dengan sangat cepat. Memastikan anak remaja Anda tidak dapat menggunakan cara yang mematikan pada waktu yang salah sangat penting.
8. Saat anak Anda memasuki perawatan, fokuslah untuk menciptakan harapan.
Tim penitipan anak Anda kemungkinan akan merekomendasikan kombinasi langkah-langkah untuk mengurangi gejala kesehatan mental dan pikiran untuk bunuh diri. Obat-obatan, terapi bicara, dan teknik pengurangan stres seperti yoga, meditasi, atau jurnal mungkin menjadi bagian dari rencana tersebut.
Berikan jaminan yang realistis untuk anak Anda di sepanjang jalan. Ingatkan mereka (dan diri Anda sendiri) bahwa masa-masa sulit tidak berlangsung selamanya. Orang merasa lebih baik ketika mereka menerima perawatan dan dukungan yang efektif.
Jika anak Anda mengungkapkan perasaan stigma atau malu, Anda dapat mengingatkan mereka bahwa 1 dari 5 orang memiliki gejala kesehatan mental di beberapa titik dalam hidup mereka. Kesehatan mental adalah bagian dari kesehatan total—dan mencari bantuan adalah tanda harga diri dan kedewasaan.
9. Dorong mereka untuk bertemu keluarga dan teman-teman.
Anak Anda mungkin merasa enggan untuk menghabiskan waktu bersama orang lain, tetapi Anda dapat menjelaskan bahwa dukungan sosial akan membantu mereka merasa lebih baik. Meskipun lebih banyak waktu tenang mungkin diperlukan pada awalnya, dorongan lembut untuk bergaul dengan keluarga, teman, dan tetangga akan sangat membantu. Hindari perebutan kekuasaan di sekitar acara atau undangan tertentu, karena tujuan Anda adalah menghormati kebutuhan anak Anda dan meminimalkan stres.
10. Sarankan olahraga.
Aktivitas fisik meredakan gejala kesehatan mental dan mendukung rencana kesehatan anak Anda. Baik itu keluar untuk berjalan-jalan setiap hari, olahraga di gym, kelas olahraga online, atau yang lainnya, olahraga akan:
Tingkatkan suasana hati remaja Anda dengan merangsang produksi endorfin (zat alami di otak dan tubuh yang membantu menyeimbangkan stres dan mengelola rasa sakit).
Mendukung tingkat serotonin yang lebih tinggi, zat otak-tubuh lain yang mengarah ke suasana hati yang positif dan tidur nyenyak.
Para ahli merekomendasikan berolahraga 30 sampai 40 menit antara 2 dan 5 kali per minggu. Setiap bentuk latihan baik-baik saja. Yang terpenting adalah anak remaja Anda menikmati kegiatan ini dan merasa termotivasi untuk melakukannya secara teratur.
11. Dorong keseimbangan dan moderasi.
Remaja dalam krisis perlu bersikap santai pada diri mereka sendiri. Ini berarti mengadopsi langkah yang realistis dan menghindari pengalaman yang bisa membuat Anda kewalahan.
Yakinkan anak remaja Anda bahwa perawatan diri tidak pernah menjadi tanda kelemahan. Segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup dipengaruhi oleh kesehatan kita, jadi memberi diri kita waktu untuk sembuh sangat penting. Tugas-tugas besar dapat dibagi menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola, dan secara bertahap, saat kepercayaan diri dan kekuatan anak Anda tumbuh, mereka akan merasa siap untuk melakukan lebih banyak.
12. Saling mengingatkan bahwa ini akan memakan waktu.
Anda dan anak Anda akan mendapat manfaat dari mengetahui bahwa kemajuan akan datang dengan kecepatannya sendiri. Kemunduran mungkin saja terjadi—itu juga bagian dari proses penyembuhan. Dorong anak Anda untuk bersabar dan memaafkan diri sendiri. Mereka telah melalui banyak hal, tetapi dengan perawatan dan dukungan yang tepat, Anda berdua akan melihat peningkatan.
Memahami Risiko dan Cara Pencegahan Bunuh Diri
Memahami Risiko dan Cara Pencegahan Bunuh Diri – Bunuh diri adalah ancaman kesehatan masyarakat yang dapat dicegah yang membutuhkan respons multisektoral. Ada strategi pencegahan yang menjanjikan di sektor perawatan kesehatan, peradilan pidana, dan pendidikan. Lebih banyak pekerjaan diperlukan untuk menyebarluaskan strategi-strategi ini dan mengembangkan strategi-strategi lainnya.
Memahami Risiko dan Cara Pencegahan Bunuh Diri
POIN UTAMA:
- Tingkat bunuh diri telah meningkat selama beberapa tahun terakhir, tetapi bunuh diri dapat dicegah.
- Ada banyak faktor risiko yang diketahui untuk bunuh diri, tetapi kegunaan prediktif dari setiap faktor risiko tunggal rendah, membutuhkan fokus pada tingkat populasi daripada pencegahan tingkat individu.
- Ada proses yang terbukti untuk mengidentifikasi risiko bunuh diri dan intervensi dalam perawatan kesehatan, peradilan pidana, dan pengaturan pendidikan.
- Ada juga kebutuhan akan infrastruktur data yang ditingkatkan untuk mendukung sistem pengawasan bunuh diri dan tindakan melukai diri sendiri.
- Intervensi kebijakan tambahan diperlukan untuk mengukur dan menyebarkan pendekatan pencegahan yang berhasil dan untuk mengidentifikasi pendekatan lainnya. Misalnya, kebijakan harus mendukung penghapusan cara yang mematikan, peningkatan pendanaan untuk jalur bantuan dan program berbasis sekolah, dan integrasi perawatan kesehatan mental ke dalam perawatan kesehatan rutin.
samaritans-bristolcounty – Kematian akibat bunuh diri berada pada titik tertinggi dan terus meningkat —sebuah tren yang mengkhawatirkan, mengingat meningkatnya isolasi sosial, penurunan ekonomi, dan masalah kesehatan mental dan penggunaan narkoba yang terkait dengan pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19). Faktor-faktor ini cenderung memperburuk ” kematian karena putus asa “, termasuk bunuh diri.
Baca Juga : Bunuh diri dan pencegahannya: Kebutuhan mendesak di India
Bunuh diri adalah penyebab kematian kesepuluh di Amerika Serikat pada tahun 2018, merenggut lebih dari dua kali lebih banyak nyawa daripada pembunuhan. Ini kira-kira berada di peringkat keempat di antara semua penyebab kematian dalam hal potensi tahun kehidupan yang hilang . Dari 1999, ketika Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mulai melacak bunuh diri, hingga 2018, tingkat bunuh diri meningkat 35 persen menjadi 14,2 per 100.000 orang.
Epidemi bunuh diri ini mempengaruhi semua usia dan kelompok etnis, meskipun populasi tertentu terpengaruh secara tidak proporsional. Bunuh diri adalah penyebab utama kematian kedua pada remaja di AS pada 2019. Antara 2007 dan 2018, bunuh diri meningkat 57,4 persen pada anak berusia 10–24 tahun . Dalam demografi pemuda, ada perbedaan lebih lanjut berdasarkan ras. Pemuda kulit hitam sekarang berisiko lebih tinggi meninggal karena bunuh diri daripada rekan-rekan kulit putih mereka .
Meskipun tingkat bunuh diri pada populasi Indian Amerika dan Penduduk Asli Alaska telah lama melampaui rata-rata nasional, peningkatan tajam dalam tingkat bunuh diri di antara perempuan Indian Amerika dan Penduduk Asli Alaska antara 1999 dan 2017 (139 persen) merupakan tren yang mengkhawatirkan.
Lesbian, gay, dan biseksual remaja serius merenungkan bunuh diri hampir tiga kali lipat dari remaja heteroseksual, menurut laporan tahun 2015, dan tingkat kelompok mantan untuk percobaan bunuh diri hampir lima kali lebih tinggi daripada yang terakhir. Selain itu, 40 persen individu transgender telah mencoba bunuh diri dalam hidup mereka, menurut laporan tahun 2015, melebihi angka dalam populasi AS hampir sembilan kali lipat.
Tingkat bunuh diri untuk veteran adalah 1,5 kali lebih tinggi daripada untuk populasi umum AS pada tahun 2019, dan bunuh diri di antara anggota dinas militer yang aktif saat ini berada pada level tertinggi enam tahun — tren yang mengkhawatirkan — meskipun tingkat bunuh diri lebih rendah atau setara dengan populasi umum AS saat menyesuaikan usia.
Secara historis, pembuat kebijakan telah mendekati bunuh diri dengan melihat solusi di sektor perawatan kesehatan. Namun, bunuh diri harus dipertimbangkan dalam konteks yang lebih besar yang mencakup kesehatan fisik dan mental individu dan banyak faktor sosial dan komunitas. Rata-rata, setiap bunuh diri mencapai hingga 135 orang , bergema melalui keluarga dan lingkaran sosial—menyoroti kebutuhan untuk memeriksa masalah dan solusinya melalui lensa yang luas.
Tanpa pendekatan sistem yang luas yang mencakup lebih dari sektor perawatan kesehatan, solusi tidak akan berhasil. Singkat ini menguraikan kemajuan dalam ilmu pencegahan bunuh diri di bidang perawatan kesehatan, peradilan pidana, dan sektor pendidikan. Salah satu sektor penting yang tidak termasuk dalam ringkasan ini adalah militer.
Meskipun Departemen Pertahanan dan Departemen Urusan Veteran telah mengeluarkan pedoman yang kuat untuk menangani bunuh diri di antara personel militer dan veteran, pencegahan bunuh diri pada populasi unik ini berada di luar cakupan ringkasan ini dan dibahas secara rinci di tempat lain .. Ringkasan ini memberikan gambaran umum penelitian tentang risiko bunuh diri dan faktor pelindung, menyoroti strategi pencegahan bunuh diri saat ini di tiga sektor yang disebutkan, dan mencatat peluang kebijakan untuk meningkatkan upaya pencegahan multisektoral.
Mendefinisikan Bunuh Diri
CDC mendefinisikan bunuh diri sebagai “kematian yang disebabkan oleh perilaku merugikan yang diarahkan sendiri dengan niat untuk mati sebagai akibat dari perilaku tersebut.” Upaya bunuh diri adalah “perilaku yang diarahkan sendiri dan berpotensi melukai yang tidak fatal dengan niat apa pun untuk mati sebagai akibat dari perilaku tersebut.” Upaya bunuh diri mungkin atau mungkin tidak mengakibatkan cedera.
Keterbatasan data menyulitkan peneliti untuk memisahkan bunuh diri dari kematian putus asa lainnya yang dapat dicegah , termasuk kematian akibat penggunaan narkoba atau alkohol. Overdosis obat dan kematian alkohol mungkin salah diklasifikasikan sebagai kecelakaan atau tidak ditentukan ketika mereka benar-benar bunuh diri. Dalam satu penelitian, sepertiga dari kasus bunuh diri overdosis tidak dilaporkan. Meskipun kematian mungkin tidak diklasifikasikan sebagai bunuh diri yang disengaja, risiko yang diketahui dari kemungkinan overdosis yang fatal menunjukkan ada spektrum niat yang terkait dengan motivasi untuk hidup . Dengan demikian, besarnya masalah kemungkinan lebih buruk daripada yang ditunjukkan oleh data yang tersedia.
Faktor Risiko Dan Protektif
Sejumlah besar penelitian epidemiologi telah berfokus pada faktor -faktor yang terkait dengan peningkatan risiko bunuh diri dan pada faktor-faktor yang bersifat protektif. Asumsi umum adalah bahwa akses ke perawatan kesehatan bersifat protektif, padahal sebenarnya banyak individu yang meninggal karena bunuh diri berinteraksi dengan sistem perawatan kesehatan pada tahun sebelum meninggal. Dalam satu penelitian , 83 persen pasien yang meninggal karena bunuh diri selama periode sepuluh tahun menerima beberapa bentuk layanan perawatan kesehatan pada tahun sebelum kematian mereka.
Hampir setengah dari pasien tersebut telah mengunjungi penyedia perawatan primer pada bulan sebelum kematian mereka. Namun, hanya sekitar seperempat yang memiliki diagnosis kesehatan mental yang terdokumentasi pada bulan sebelum kematian mereka. Meskipun ada bukti bahwa skrining dan pengobatan dapat membantu mengurangi gejala depresi dan risiko bunuh diri, sebagian besar sistem perawatan kesehatan tidak secara rutin menyaring kondisi kesehatan mental utama, terutama di rangkaian dengan kepadatan tinggi seperti perawatan primer, di mana tingkat skrining kurang dari 5 persen pada 2012– 13. Akibatnya, mereka yang mencari perawatan di sistem persalinan mungkin tidak ditandai sebagai potensi risiko bunuh diri karena mereka tidak membawa diagnosis kesehatan mental.
Ada faktor risiko lain yang berhubungan dengan perilaku dan kesehatan fisik untuk bunuh diri. Misalnya, risiko bunuh diri meningkat dalam beberapa minggu setelah keluar dari perawatan psikiatri rawat inap. Faktor risiko terkait kesehatan lainnya termasuk perilaku bunuh diri sebelumnya, riwayat keluarga perilaku bunuh diri, trauma psikososial, kehilangan baru-baru ini dari orang yang dicintai atau pekerjaan, keputusasaan, kecemasan intens, insomnia parah, isolasi atau kurangnya dukungan sosial, nyeri kronis, dan penyakit umum semacam itu. kondisi medis seperti kanker dan multiple sclerosis. Tidak ada satu pun faktor risiko klinis yang tampaknya jauh lebih kuat daripada yang lain.
Ada juga faktor risiko sosial dan lingkungan yang penting , termasuk hambatan untuk mengakses layanan kesehatan mental, keterhubungan masyarakat yang tidak memadai, penggambaran media yang tidak aman tentang bunuh diri , dan ketersediaan sarana yang mematikan. Setengah dari kasus bunuh diri di Amerika Serikat terjadi dengan senjata api.
Terlepas dari banyaknya faktor risiko ini, sebagian besar individu yang mungkin diklasifikasikan sebagai “berisiko tinggi” tidak meninggal karena bunuh diri. Utilitas prediktif lintas faktor risiko hanya sedikit lebih baik daripada kebetulan . Tidak ada alat stratifikasi risiko standar yang telah dikaitkan dengan nilai prediktif yang berarti pada titik administrasi, dan ketergantungan yang berlebihan pada identifikasi faktor risiko dapat memberikan jaminan palsu . Selain itu, faktor protektif dapat mengurangi risiko seseorang untuk bunuh diri .
Keterhubungan sosial (interpersonal atau institusional), strategi koping dan pemecahan masalah yang efektif, penolakan moral atau agama untuk bunuh diri, akses ke perawatan kesehatan, dan kurangnya akses ke sarana mematikan semuanya terkait dengan penurunan risiko. Literatur yang muncul menunjukkan bahwa sifat kompleks dari kategorisasi risiko bunuh diri memerlukan pergeseran dari formulasi prediktif ke model penilaian risiko yang berfokus pada pencegahan .
Strategi Pencegahan Bunuh Diri Multisektoral
Strategi pencegahan bunuh diri harus dimulai dengan pengakuan bahwa bunuh diri tidak boleh diserahkan secara eksklusif pada sistem perawatan kesehatan mental untuk dipecahkan, dan bahwa itu bukan hanya masalah perawatan medis tetapi juga masalah kesehatan masyarakat yang menyentuh banyak sektor masyarakat. Rekomendasi ahli untuk mencegah bunuh diri menekankan pentingnya pendekatan tingkat individu dan populasi . Bagian ini menjelaskan bagaimana tiga sektor utama—perawatan kesehatan, peradilan pidana, dan pendidikan—dapat mengambil pendekatan sistem semacam itu untuk mengurangi risiko bunuh diri.
Bunuh diri dan pencegahannya: Kebutuhan mendesak di India
Bunuh diri dan pencegahannya: Kebutuhan mendesak di India – Bunuh diri merupakan isu penting dalam konteks India. Lebih dari satu lakh (seratus ribu) nyawa hilang setiap tahun karena bunuh diri di negara kita. Dalam dua dekade terakhir, angka bunuh diri meningkat dari 7,9 menjadi 10,3 per 100.000. Ada variasi yang luas dalam tingkat bunuh diri di dalam negeri.
Bunuh diri dan pencegahannya: Kebutuhan mendesak di India
samaritans-bristolcounty – Negara bagian selatan Kerala, Karnataka, Andhra Pradesh dan Tamil Nadu memiliki tingkat bunuh diri > 15 sedangkan di Negara Bagian Utara Punjab, Uttar Pradesh, Bihar dan Jammu dan Kashmir, tingkat bunuh diri < 3.
Pola variabel ini stabil selama dua puluh tahun terakhir. Keaksaraan yang lebih tinggi, sistem pelaporan yang lebih baik, agresi eksternal yang lebih rendah, status sosial ekonomi yang lebih tinggi dan harapan yang lebih tinggi adalah penjelasan yang mungkin untuk tingkat bunuh diri yang lebih tinggi di negara bagian selatan.
Mayoritas kasus bunuh diri (37,8%) di India dilakukan oleh mereka yang berusia di bawah 30 tahun. Fakta bahwa 71% kasus bunuh diri di India dilakukan oleh orang-orang di bawah usia 44 tahun memberikan beban sosial, emosional dan ekonomi yang besar pada masyarakat kita. Tingkat bunuh diri pria dan wanita muda yang hampir sama dan rasio pria: wanita yang secara konsisten sempit 1,4: 1 menunjukkan bahwa lebih banyak wanita India meninggal karena bunuh diri daripada rekan-rekan Barat mereka.
Baca Juga : Meningkatkan Perawatan Kesehatan Mental Untuk Mengatasi Tingkat Bunuh Diri Tertinggi di Asia Tenggara
Keracunan (36,6%), gantung (32,1%) dan bakar diri (7,9%) adalah metode umum yang digunakan untuk bunuh diri. Dua studi otopsi verbal epidemiologi besar di pedesaan Tamil Nadu mengungkapkan bahwa tingkat bunuh diri tahunan adalah enam sampai enam. sembilan kali lipat dari tarif resmi. Jika angka-angka ini diekstrapolasi, ini menunjukkan bahwa setidaknya ada setengah juta kasus bunuh diri di India setiap tahun. Diperkirakan satu dari 60 orang di negara kita terkena dampak bunuh diri. Ini mencakup keduanya, mereka yang telah mencoba bunuh diri dan mereka yang telah terpengaruh oleh bunuh diri keluarga atau teman dekat. Dengan demikian, bunuh diri merupakan masalah kesehatan masyarakat dan mental yang utama, yang menuntut tindakan segera.
Meskipun bunuh diri adalah tindakan yang sangat pribadi dan individual, perilaku bunuh diri ditentukan oleh sejumlah faktor individu dan sosial. Sejak Esquirol menulis bahwa “Semua orang yang melakukan bunuh diri adalah gila” dan Durkheim mengusulkan bahwa bunuh diri adalah hasil dari situasi sosial / sosial, perdebatan kerentanan individu vs stres sosial dalam penyebab bunuh diri telah membagi pemikiran kita tentang bunuh diri. Bunuh diri paling baik dipahami sebagai malaise multidimensi dan multifaktorial. Bunuh diri dianggap sebagai masalah sosial di negara kita dan karenanya, gangguan mental diberikan status konseptual yang sama dengan konflik keluarga, ketidaksesuaian sosial, dll. Menurut data resmi, alasan bunuh diri tidak diketahui sekitar 43% dari bunuh diri sementara penyakit dan masalah keluarga berkontribusi sekitar 44% dari bunuh diri.
Perceraian, mas kawin, perselingkuhan, pembatalan atau ketidakmampuan untuk menikah (menurut sistem perjodohan di India), kehamilan di luar nikah, perselingkuhan dan konflik semacam itu yang berkaitan dengan masalah pernikahan, memainkan peran penting, terutama dalam kasus bunuh diri wanita di India. Sebuah fitur menyedihkan adalah sering terjadinya pakta bunuh diri dan bunuh diri keluarga, yang lebih karena alasan sosial dan dapat dilihat sebagai protes terhadap norma-norma masyarakat kuno dan harapan. Dalam studi berbasis populasi tentang kekerasan dalam rumah tangga, ditemukan bahwa 64% memiliki korelasi yang signifikan antara kekerasan dalam rumah tangga perempuan dan ide bunuh diri.
Kekerasan dalam rumah tangga juga ditemukan sebagai faktor risiko utama untuk bunuh diri dalam sebuah penelitian di Bangalore. Studi berbasis populasi telah dilakukan di berbagai kota di India, namun studi Bangalore adalah satu-satunya studi otopsi psikologis yang berfokus pada bunuh diri dan kekerasan dalam rumah tangga. Kemiskinan, pengangguran, hutang dan masalah pendidikan juga diasosiasikan dengan bunuh diri. Rentetan bunuh diri petani baru-baru ini di India telah meningkatkan kepedulian masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi tragedi yang berkembang ini.
GANGGUAN MENTAL DAN BUNUH DIRI
Gangguan mental menempati posisi utama dalam matriks penyebab bunuh diri. Sebagian besar penelitian mencatat bahwa sekitar 90% dari mereka yang meninggal karena bunuh diri memiliki gangguan mental. Jumlah laporan yang diterbitkan secara khusus mempelajari diagnosis psikiatri orang yang meninggal karena bunuh diri relatif kecil ( n = 15629). Mayoritas (82,2%) dari laporan tersebut berasal dari Eropa dan Amerika Utara dengan hanya 1,3% dari negara berkembang.8 Dua studi kasus kontrol menggunakan teknik otopsi psikologis telah dilakukan di Chennai10 dan Bangalore7] di India. Di antara mereka yang meninggal karena bunuh diri, 88% di Chennai dan 43% di Bangalore memiliki gangguan mental yang dapat didiagnosis. Namun, evaluasi diagnostik tidak dilakukan dalam studi Bangalore.
Tak terhitung ahli telah menemukan bahwa gangguan afektif adalah diagnosis yang paling penting terkait dengan bunuh diri. Di Chennai, 25% dari kasus bunuh diri ditemukan karena gangguan mood. Namun, tingkat bunuh diri meningkat menjadi 35% ketika kasus bunuh diri dengan gangguan penyesuaian dengan mood depresi juga dihitung. Peran penting dan kausal dari depresi dalam bunuh diri memiliki validitas yang terbatas di India. Bahkan mereka yang mengalami depresi, mengalami depresi untuk waktu yang singkat dan hanya memiliki gejala ringan hingga sedang. Mayoritas kasus bunuh diri selama episode pertama mereka dari depresi dan lebih dari 60% dari bunuh diri depresi hanya mengalami depresi ringan sampai sedang .
Meskipun minum sosial bukanlah cara hidup di India, alkoholisme memainkan peran penting dalam bunuh diri di India. Ketergantungan dan penyalahgunaan alkohol ditemukan pada 35% kasus bunuh diri. Sekitar 30-50% pria yang bunuh diri berada di bawah pengaruh alkohol pada saat bunuh diri dan banyak istri didorong untuk bunuh diri oleh suami alkoholik mereka. Tidak hanya ada sejumlah besar bunuh diri alkoholik tetapi juga banyak yang berasal dari keluarga alkoholik dan mulai mengonsumsi alkohol sejak dini dan sangat bergantung. Rasio odds (OR) untuk alkoholisme adalah 8,25 (interval kepercayaan: CI 2,9-3,2) di Chennai[ 10 ] dan 4,49 (CI 2,0-6,8) di Bangalore.
Sekitar 8% kasus bunuh diri di India dilakukan oleh orang yang menderita skizofrenia. Srinivasan dan Thara menemukan bahwa rasio pria dan wanita untuk bunuh diri penderita skizofrenia kurang lebih sama. Meskipun gangguan mental yang dapat didiagnosis ditemukan pada 88% kasus bunuh diri dalam studi Chennai, hanya 10% yang pernah menemui profesional kesehatan mental. Menurut laporan pemerintah, hanya 4,74% kasus bunuh diri di negara tersebut yang disebabkan oleh gangguan jiwa.
Gangguan kepribadian ditemukan pada 20% kasus bunuh diri. OR adalah 9,5 (CI 2,29-84,11). Gangguan kepribadian Cluster B ditemukan pada 12% kasus bunuh diri. Diagnosis komorbiditas hanya ditemukan pada 30% kasus bunuh diri. Riwayat percobaan bunuh diri sebelumnya meningkatkan risiko bunuh diri berikutnya. OR untuk upaya bunuh diri sebelumnya adalah 5,2 (CI 1,96-17,34) di Chennai dan 42,62 (5,78-313,88) di Bangalore. Dalam studi Bangalore, riwayat keluarga yang melakukan bunuh diri lengkap menunjukkan risiko bunuh diri yang lebih besar (OR 7.69 CI 2.13-32.99) dibandingkan dengan risiko bunuh diri yang ditunjukkan oleh riwayat keluarga yang melakukan percobaan bunuh diri. Dalam studi Chennai, 12% memiliki riwayat keluarga bunuh diri (OR 1,33; CI 0,6-3,09) pada kerabat tingkat pertama dan 18% pada kerabat tingkat kedua (Fisher Exact Probability test (FET) P= 0,001).
Kelompok bunuh diri
Media kadang-kadang memberikan publisitas intens untuk “kelompok bunuh diri” – serangkaian bunuh diri yang terjadi terutama di kalangan anak muda di daerah kecil dalam waktu singkat. Ini memiliki efek menular terutama ketika mereka telah diagungkan, memprovokasi peniruan atau “bunuh diri peniru”. Fenomena ini telah diamati di banyak kesempatan di India, terutama setelah kematian seorang selebriti, paling sering bintang film atau politisi.
Pemaparan luas yang diberikan kepada bunuh diri ini oleh media telah menyebabkan bunuh diri dengan cara yang sama. Metode penyalinan yang ditampilkan dalam film juga tidak jarang. Ini adalah masalah serius terutama di India di mana bintang film menikmati status ikonik dan memiliki pengaruh yang sangat besar terutama terhadap kaum muda yang sering memandang mereka sebagai panutan.
Pelaksanaan rekomendasi Komisi Mandal untuk mencadangkan 27% dari posisi pekerjaan di Pemerintah menciptakan keresahan di komunitas mahasiswa dan seorang mahasiswa melakukan bakar diri di depan sekelompok orang yang memprotes reservasi semacam itu. Ini sensasional dan dipublikasikan secara luas oleh media. Ada serentetan aksi bakar diri siswa ( n = 31) di seluruh negeri. Bunuh diri peniru ini menyebabkan kemarahan publik dan dianggap sebagai salah satu penyebab jatuhnya pemerintah yang berkuasa saat itu.
Perubahan sosial
Efek modernisasi, khususnya di India, telah menyebabkan perubahan besar-besaran dalam arena sosial ekonomi, sosiofilosofis dan budaya kehidupan masyarakat, yang telah sangat menambah stres dalam hidup, yang mengarah ke tingkat bunuh diri yang jauh lebih tinggi. Di India, tingginya tingkat bunuh diri di kalangan orang dewasa muda dapat dikaitkan dengan tekanan sosial ekonomi yang lebih besar yang telah mengikuti liberalisasi ekonomi dan privatisasi yang menyebabkan hilangnya keamanan kerja, perbedaan besar dalam pendapatan dan ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban peran dalam lingkungan baru yang berubah secara sosial. . Runtuhnya sistem keluarga bersama yang sebelumnya memberikan dukungan emosional dan stabilitas juga dilihat sebagai faktor penyebab penting dalam bunuh diri di India .
Religiusitas
Agama bertindak sebagai faktor pelindung baik di tingkat individu maupun masyarakat. Pertanyaan yang sering diperdebatkan adalah apakah jaringan sosial yang ditawarkan oleh agama bersifat protektif atau apakah itu keyakinan individu. Sebuah penelitian di Chennai menemukan bahwa OR untuk kurang percaya pada Tuhan adalah 6,8 (CI 2.88-19.69). Mereka yang bunuh diri kurang percaya pada Tuhan, berganti agama dan jarang mengunjungi tempat ibadah. Sebelas persen telah kehilangan kepercayaan mereka dalam tiga bulan sebelum bunuh diri. Gururaj dkk. juga menemukan bahwa kurangnya keyakinan agama merupakan faktor risiko (OR 19.18, CI 4.17-10.37).
Masalah hukum
Di India, percobaan bunuh diri adalah pelanggaran yang dapat dihukum. Bagian 309 KUHP India menyatakan bahwa “barang siapa mencoba bunuh diri dan melakukan tindakan apa pun untuk melakukan pelanggaran semacam itu akan dihukum dengan penjara sederhana untuk jangka waktu yang dapat diperpanjang hingga satu tahun atau dengan denda atau keduanya”.
Namun, tujuan hukum untuk mencegah bunuh diri dengan metode hukum terbukti kontra-produktif. Perawatan darurat bagi mereka yang telah mencoba bunuh diri ditolak karena banyak rumah sakit dan praktisi ragu-ragu untuk memberikan perawatan yang diperlukan karena takut akan masalah hukum. Data aktual tentang percobaan bunuh diri menjadi sulit untuk dipastikan karena banyak upaya yang digambarkan tidak disengaja untuk menghindari keterlibatan dengan polisi dan pengadilan.
PENCEGAHAN BUNUH DIRI
Pandangan bahwa bunuh diri tidak dapat dicegah umumnya dipegang bahkan di kalangan profesional kesehatan. Banyak keyakinan dapat menjelaskan sikap negatif ini. Yang paling penting di antaranya adalah bahwa bunuh diri adalah masalah pribadi yang harus diputuskan oleh individu tersebut. Keyakinan lain adalah bahwa bunuh diri tidak dapat dicegah karena faktor penentu utamanya adalah faktor sosial dan lingkungan seperti pengangguran di mana individu memiliki kontrol yang relatif kecil. Namun, untuk sebagian besar yang terlibat dalam perilaku bunuh diri, mungkin ada solusi alternatif yang tepat dari masalah pencetus. Bunuh diri seringkali merupakan solusi permanen untuk masalah sementara.
Kerangka kerja Mrazek dan Haggerty mengklasifikasikan intervensi pencegahan bunuh diri sebagai universal, selektif atau diindikasikan berdasarkan bagaimana kelompok sasaran mereka didefinisikan. Intervensi universal menargetkan seluruh populasi dengan tujuan menggeser faktor risiko proksimal atau distal ke seluruh populasi. Intervensi selektif menargetkan subkelompok yang anggotanya belum menunjukkan perilaku bunuh diri tetapi menunjukkan faktor risiko yang mempengaruhi mereka untuk melakukannya di masa depan. Intervensi yang diindikasikan dirancang untuk orang yang sudah mulai menunjukkan pikiran atau perilaku bunuh diri.
Meningkatkan Perawatan Kesehatan Mental Untuk Mengatasi Tingkat Bunuh Diri Tertinggi di Asia Tenggara
Meningkatkan Perawatan Kesehatan Mental Untuk Mengatasi Tingkat Bunuh Diri Tertinggi di Asia Tenggara – Dengan tingkat bunuh diri tertinggi di Asia Tenggara, Thailand bergulat dengan tantangan kesehatan mental di tengah pandemi
Meningkatkan Perawatan Kesehatan Mental Untuk Mengatasi Tingkat Bunuh Diri Tertinggi di Asia Tenggara
samaritans-bristolcounty – Pekerja seks, karyawan pariwisata, dan migran dari desa ke kota termasuk di antara korban dampak virus corona di Thailand. Bagaimana Land of Smiles meningkatkan perawatan kesehatan mentalnya?
Ketika pandemi COVID-19 merenggut jutaan pekerjaan di Thailand tahun lalu, Unyakarn Booprasert mendapati dirinya tidak memiliki uang sepeser pun dan tanpa teman atau kerabat yang dapat membantu.
Pria 59 tahun itu membagi satu bungkus mi instan di antara tiga kali makan. Dia sangat membutuhkan 15.000 baht (S$655) yang dijanjikan oleh pemerintah, untuk dibayarkan selama tiga bulan, di bawah skema bantuan tunai No One Left Behind.
Baca Juga : Banyak Permasalahan Bunuh Diri yang Sering Terjadi Di Sekitar kita
Ketika dia mengetahui bahwa dia termasuk di antara 15 juta pelamar yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan, Unyakarn memutuskan untuk mengajukan kasusnya kepada pihak berwenang Thailand April lalu.
“Ketika saya sampai di Kementerian Keuangan, benar saja, mereka tidak mendengarkan,” kata petugas kebersihan. “Dari perbuatannya, orang miskin itu seperti babi atau anjing, binatang yang kudis.”
Unyakarn mencoba bunuh diri dengan racun tikus di depan gedung kementerian. “Saya ingin protes. Itu tidak hanya terjadi pada saya. Itu terjadi pada banyak orang,” katanya kepada program Undercover Asia.
Saya pikir pemerintah ingin menyingkirkan orang miskin di negara ini. Jadi saya membuat keinginan mereka menjadi kenyataan dengan menyingkirkan satu orang, satu kehidupan.
Setelah upaya bunuh dirinya, pihak berwenang memeriksa kasusnya lagi dan memutuskan bahwa dia memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan.
Kasus bunuh diri di Thailand meningkat di tengah pandemi COVID-19. Sebanyak 2.551 orang bunuh diri pada paruh pertama tahun lalu, naik 22 persen dari periode yang sama pada 2019. Pejabat kesehatan mengaitkan peningkatan tersebut dengan stres terkait pandemi.
Kelompok-kelompok yang secara khusus terkena dampak pandemi termasuk karyawan pariwisata, pekerja seks, dan migran. Pariwisata asing, yang merupakan 12 persen dari produk domestik bruto Thailand, telah runtuh ketika negara-negara mengekang perjalanan internasional untuk memerangi penyebaran COVID-19.
Pekerja seks, sementara itu, mungkin tidak terdaftar dalam sistem jaminan sosial dan memiliki akses terbatas ke dukungan pemerintah, kata ekonom Thanaporn Sriyakul.
Migran desa-ke-kota juga menghadapi kesulitan mendapatkan bantuan di bawah skema No One Left Behind, karena mereka dapat diklasifikasikan dalam catatan pemerintah sebagai petani, yang berada di bawah skema keuangan yang berbeda.
MASALAH SEBELUM COVID-19
Lonjakan serupa dalam kasus bunuh diri terjadi selama krisis keuangan Asia 1997, ketika jumlahnya meningkat sekitar 20 hingga 25 persen, kata Varoth Chotpitayasunondh, juru bicara Departemen Kesehatan Mental Kementerian Kesehatan Masyarakat.
Tetapi bahkan sebelum virus corona menciptakan kesulitan ekonomi, Thailand memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di Asia Tenggara – yang telah membuat para ahli dan advokat kesehatan mental mendorong lebih banyak sumber daya untuk mengatasi masalah tersebut.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019, tingkat bunuh diri tahunan Thailand adalah 14,4 per 100.000 penduduk, sedangkan rata-rata standar usia global adalah 10,5 per 100.000. Standarisasi usia berarti variasi yang timbul dari struktur usia yang berbeda di negara-negara telah dihapus.
Sebagai perbandingan, tingkat bunuh diri di negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara lainnya dalam daftar WHO bervariasi dari 3,2 (Filipina) hingga 11,2 (Singapura) per 100.000 penduduk.
Ada upaya bunuh diri setiap 10 menit di Thailand.
Alasan budaya dan ekonomi yang mendalam berkontribusi pada tingkat bunuh diri yang relatif tinggi di Thailand, menurut profesor asosiasi Universitas Ilmu Sosial Singapura Antonio L Rappa, yang telah mempelajari budaya, sejarah, dan politik Thailand selama lebih dari 20 tahun.
Terlepas dari faktor ekonomi, dia mengatakan “sejarah panjang pejuang” rakyat Thailand telah mengilhami jiwa mereka dengan “gagasan kematian”.
Budaya protes negara itu berarti orang mungkin rela mati “sebagai sarana untuk menandai perjuangan mereka”, sementara Buddhisme Theravada, yang dipraktikkan secara luas, mengajarkan penerimaan, tambahnya.
Selama pandemi, saluran bantuan bunuh diri seperti yang dioperasikan oleh orang Samaria di Thailand kebanjiran. Cerita muncul di media sosial tentang panggilan hotline yang tidak dijawab.
Varoth mengakui bahwa bahkan setelah menggandakan jumlah baris menjadi 20 untuk Departemen Kesehatan Mental, dibutuhkan 10 hingga 12 menit sebelum seseorang dapat menjawab panggilan.
“Beberapa orang tidak ingin menunggu sampai saat itu. Mereka ingin dalam waktu lima menit, dan itu masih sangat sulit,” katanya. “Drop rate hotline saat ini masih berkisar 40 hingga 45 persen.”
Namun dia menambahkan bahwa pemerintah menawarkan dukungan “sangat baik” untuk orang-orang dengan masalah kesehatan mental – seperti melalui jaminan kesehatan universal yang menyediakan perawatan kesehatan mental di rumah sakit umum dengan biaya sekitar 30 baht.
Namun, penyintas bunuh diri dan advokat kesehatan mental Amornthep “Sanju” Sachamuneewongse, menandai kesenjangan seperti kekurangan pekerja kesehatan mental, menunggu lama di rumah sakit pemerintah dan biaya perawatan yang jauh lebih tinggi di rumah sakit swasta.
Pria berusia 30 tahun itu mengalami halusinasi dan gejala depresi dan skizofrenia lainnya lima tahun lalu, dan membutuhkan hampir satu tahun untuk didiagnosis dengan benar.
Dia awalnya menjalani pemindaian pencitraan resonansi magnetik, yang terlihat jelas, dan dibawa oleh orang tuanya ke dokter spiritual sebelum akhirnya dia menemui psikiater.
Dia telah memendam pikiran untuk bunuh diri, tetapi beberapa panggilan ke hotline bunuh diri tidak dijawab. “Jika panggilan saya tidak dijawab, berapa banyak panggilan lain yang juga tidak terjawab?” dia bertanya-tanya.
HIP-HOP DAN CHAT ONLINE
Varoth mengakui perlunya meningkatkan kesadaran dan sumber daya kesehatan mental. Dalam upaya untuk melakukannya, pihak berwenang Thailand bermitra dengan kelompok nirlaba, perusahaan teknologi, dan bahkan industri hiburan.
Di tengah pembatasan pergerakan ketika COVID-19 pertama kali mulai menyebar, para pejabat awalnya berencana untuk mengumpulkan para tunawisma – kelompok yang memiliki prevalensi gangguan kejiwaan dan risiko bunuh diri yang lebih tinggi – dan menampung mereka di tempat penampungan.
Tetapi pekerja sosial Adchara Saravari dari Yayasan Issarachon, yang membantu para tunawisma di Bangkok, mengatakan: “Kami memberi tahu mereka, ‘Biarkan para tunawisma tetap tinggal. Jangan memaksakan jam malam pada mereka. Biarkan mereka tidur di tempat mereka. Itu sudah cukup untuk mengurangi penyebarannya.”
Hal ini menghasilkan kolaborasi antara sektor masyarakat dan pemerintah untuk mengawasi para tunawisma di suatu daerah, katanya.
Tapi hambatan tetap ada. Para tunawisma mungkin tidak membawa kartu identitas, sehingga sulit untuk memverifikasi informasi dan bagi mereka untuk memenuhi syarat untuk perawatan, kata Adchara. Mereka tidak boleh disalahkan, tambahnya, dan pemerintah harus “mengambil alih” dan “mendukung mereka”.
Untuk menjangkau anggota masyarakat, pemerintah Thailand telah membentuk tim operasi khusus yang disebut Gugus Tugas Harapan, yang menggunakan platform media sosial seperti Facebook, TikTok, dan aplikasi Line untuk berkomunikasi dengan penderita.
Platform ini menyediakan lebih banyak saluran bantuan dan memungkinkan sukarelawan dan spesialis kesehatan mental untuk mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien. Misalnya, mereka dapat mengobrol dengan lebih dari satu orang sekaligus secara online.
Departemen Kesehatan Mental juga mengembangkan aplikasi, Pemeriksaan Kesehatan Mental. Pengguna dapat menjawab serangkaian pertanyaan tentang topik pilihan mereka, yang meliputi kelelahan, tingkat stres, dan depresi.
Sanju juga membuat aplikasi seluler setelah pengalamannya dengan krisis tenaga kerja dalam perawatan kesehatan mental: Sati adalah hotline digital bagi pengguna dengan masalah kesehatan mental untuk mengobrol dengan orang-orang yang telah dilatih untuk mendengarkan.
Untuk menjangkau kaum muda khususnya, pihak berwenang berkolaborasi dengan Unicef ??dan platform musik Joox Thailand tahun lalu dalam kampanye yang disebut The Sound of Happiness, yang menampilkan podcast, lagu, dan selebritas yang berbicara tentang kesehatan mental.
Salah satu lagu, Nai Lao (Let’s Talk) oleh artis hip-hop label rekaman YUPP! Autta, Blacksheep dan Milli, menjadi favorit di kalangan pendengar muda.
“Ketika kami mendiskusikan (trek), kami memikirkan kalimatnya, ‘Beberapa orang memilih ‘lao’ (untuk minum) daripada ‘lao’ (untuk memberi tahu),” kata produser musik dan YUPP! pendiri Sakkapit Makun, menjelaskan permainan kata dalam judulnya.
“Kata-kata itu memiliki pengucapan yang sama tetapi maknanya berbeda. Kedengarannya sederhana. Liriknya santai jadi bisa kita pakai di antara teman-teman. Jadi itu menjadi lagu Nai Lao.”
Bunuh diri dan kesehatan mental harus menjadi “masalah semua orang”, kata Varoth.
“Saat ini, ya, kami kekurangan sumber daya untuk membantu masalah kesehatan mental di Thailand karena COVID-19,” katanya.
“Tapi kita bisa menyelesaikan masalah ini dengan mengundang banyak pihak, berbicara dengan banyak orang, melakukan kolaborasi antara organisasi yang tertarik dengan kesehatan mental dan membiarkan orang Thailand memutuskan untuk berkumpul, saling membantu.”
Kenapa Laki- Laki Lebih Rentan Bunuh Diri?
Kenapa Laki- Laki Lebih Rentan Bunuh Diri? – Bagi informasi yang dikumpulkan oleh World Health Organization , laki- laki jauh beresiko lebih besar dari perempuan buat nekad berupaya bunuh diri. Pada tahun 2015 World Health Organization pula menulis kalau dari tiap 100.000 masyarakat di bumi, terdapat 17 laki- laki serta 10 perempuan yang tewas bunuh diri. Gimana dapat laki- laki lebih rentan bunuh diri bila dibanding dengan perempuan? Apakah mungkin ini dapat dijauhi? Ikuti uraian lengkapnya selanjutnya ini.
Kenapa Laki- Laki Lebih Rentan Bunuh Diri?
samaritans-bristolcounty – Gimana seorang dapat berupaya buat bunuh diri?
Bunuh diri merupakan kejadian yang amat kompleks sebab ini menyangkut situasi kebatinan orang yang pula serupa rumitnya. Hingga, pemicu seorang bunuh diri tidak dapat cuma diamati dari satu bagian saja. Tentu terdapat sedemikian itu banyak perihal yang berfungsi dalam ketetapan seorang memberhentikan hidupnya.
Jadi, nyaris tak mungkin buat mempersalahkan satu aspek saja. Misalnya aspek biologis ialah kendala kebatinan sungguh- sungguh yang membuat seorang kehabisan ide sehatnya. Ataupun aspek area semacam kehabisan profesi ataupun perpisahan. Macam- macam aspek itu dapat bersama berfungsi.
Tetapi, seorang terkini hendak berupaya bunuh diri kala beliau merasa telah tidak terdapat jalur pergi lagi. Beliau pula bisa jadi percaya kalau bumi ataupun banyak orang di sekelilingnya hendak jadi lebih bagus apabila beliau tewas. Pikiran- pikiran semacam ini dapat timbul dari penyakit psikologis, semacam tekanan mental, kendala keresahan, kendala bipolar, sampai skizofrenia( edan).
Baca Juga : Wanita Cenderung didiagnosis Mencoba Melakukan Bunuh Diri
Hingga, orang yang berupaya bunuh diri, terlebih yang telah tewas bunuh diri, tidak dapat disalahkan. Serupa semacam perihalnya kala penderita kanker yang tidak dapat disalahkan sebab menderita penyakit itu.
Kenapa laki- laki lebih rentan bunuh diri?
Pemicu laki- laki rentan bunuh diri bukanlah simpel. Bagi seseorang ahli ilmu jiwa tua dari Singapura General Hospital, Evelyn Boon, Meter. A., laki- laki serta perempuan memanglah memiliki metode yang berlainan dalam memasak ataupun mengatakan marah.
Laki- laki umumnya menaruh sendiri kedukaan ataupun kesedihannya sebab tidak ingin nampak lemas. Sebab itu, mereka jadi tidak ingin meratap ataupun mengatakan isi hatinya pada orang lain walaupun beliau lagi betul- betul putus asa. Akhirnya, keputusasaan ini lalu menumpuk serta“ mencelakakan” jiwa hingga kesimpulannya beliau tidak kokoh lagi membendungnya.
Tidak hanya itu, mayoritas laki- laki lebih memilah buat mencari pemecahan yang aktual dari semata- mata curhat serta mencari sokongan akhlak. Jadi sepanjang mereka belum sukses menciptakan jalur pergi perkaranya dengan modal sendiri, sokongan dari banyak orang terdekat saja bisa jadi belum lumayan buat menyuburkan harapannya hendak hidup yang lebih bagus.
Seseorang ahli medis jiwa dari American Foundation for Suicide Prevention yang beranjak dalam aspek penangkalan bunuh diri, dokter. Christine Moutier pula meningkatkan kalau laki- laki biasanya sungkan mencari bantuan kala hadapi tekanan mental ataupun permasalahan kesehatan jiwa yang lain. Misalnya dengan metode cek ke dokter ataupun menempuh pengarahan intelektual. Sebab seperti itu mereka jadi tidak dapat menyembuhkan tekanan mental serta lalu berkepanjangan dalam pikirannya buat memberhentikan hidup.
Kecondongan itu berlainan dengan perempuan. Bagi Evelyn Boon, perempuan malah lebih sanggup mengatakan serta mengatur emosinya dengan metode meratap ataupun curhat dengan banyak orang terdekatnya.
Laki- laki beresiko besar tewas bunuh diri sebab memakai tata cara yang lebih ekstrem
Di sisi alasan- alasan di atas, alibi mengapa lebih banyak laki- laki yang tewas bunuh diri dibanding perempuan sebab laki- laki mengarah memilah cara- cara yang lebih berlebihan kala berupaya bunuh diri. Perihal ini dikatakan dalam suatu riset yang dilansir pada harian Frontiers in Psychiatry tahun 2016.
Bagi para pakar, alibi seorang dapat memilah metode yang lebih berlebihan buat bunuh diri dilandasi oleh 4 perihal. Keadaan itu ialah tidak khawatir mati, kokoh menahan sakit, mati rasa dengan cara penuh emosi, dan kemauan buat merasakan kehebohan melukai ataupun merenggut nyawanya sendiri.Hendak namun, belum dikenal apakah laki- laki mempunyai sifat- sifat itu sebab bawaan biologisnya ataupun sebab aspek area yang membuat pribadinya jadi sedemikian muka. Riset lebih lanjut sedang dibutuhkan buat meyakinkan perihal ini.
Apa yang dapat dicoba buat memencet nilai bunuh diri?
Bunuh diri bisa dilindungi. Salah satu triknya merupakan dengan meninggalkan pola pikir kuno ialah pria wajib senantiasa kuat serta tidak bisa meratap. Serupa semacam perempuan, laki- laki pula butuh mengatakan serta mengatur emosinya, dengan metode meratap serta curhat sekalipun. Meratap serta curhat bukan ciri kelemahan, melainkan ciri Kamu lumayan kokoh buat berjuang melawan keputusasaan.
Metode lain yang wajib diusahakan merupakan periksakan diri ke dokter ataupun psikolog apabila timbul tanda- tanda tekanan mental. Terlebih jika mulai mencuat kemauan buat berupaya bunuh diri ataupun Kamu jadi terobsesi hendak kematian. Dengan sedemikian itu, Kamu dapat menjauhi resiko kematian sebab laki- laki rentan bunuh diri.
Covid dan Bunuh Diri di Jepang
Covid dan Bunuh Diri di Jepang – Jepang melaporkan bunuh diri lebih cepat dan lebih akurat daripada di tempat lain di dunia. Tidak seperti kebanyakan negara, di sini mereka dikompilasi pada akhir setiap bulan. Selama pandemi Covid angka-angka telah menceritakan kisah yang mengganggu.
Covid dan Bunuh Diri di Jepang
samaritans-bristolcounty – Pada tahun 2020, untuk pertama kalinya dalam 11 tahun, tingkat bunuh diri di Jepang meningkat. Yang paling mengejutkan, sementara kasus bunuh diri laki-laki turun sedikit, tingkat di antara perempuan melonjak hampir 15%.
Dalam satu bulan, Oktober, tingkat bunuh diri wanita di Jepang naik lebih dari 70%, dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga : Mencegah Bunuh Diri Yang Di Sebabkan Oleh Trauma
Apa yang sedang terjadi? Dan mengapa pandemi Covid tampaknya memukul wanita jauh lebih buruk daripada pria?
Peringatan: Beberapa orang mungkin menganggap isi cerita ini mengecewakan
Bertemu muka dengan seorang wanita muda yang telah berulang kali mencoba bunuh diri adalah pengalaman yang meresahkan. Ini telah memberi saya rasa hormat baru bagi mereka yang bekerja pada pencegahan bunuh diri.
Saya duduk di sebuah walk-in center di distrik lampu merah Yokohama, yang dijalankan oleh badan amal pencegahan bunuh diri yang disebut Proyek Obligasi.
Di seberang meja adalah seorang wanita berusia 19 tahun, dengan rambut bob. Dia duduk tak bergerak.
Diam-diam, tanpa emosi apa pun, dia mulai menceritakan kisahnya. Itu dimulai ketika dia berusia 15 tahun, katanya. Kakak laki-lakinya mulai melecehkannya dengan kekerasan. Akhirnya dia lari dari rumah, tapi itu tidak mengakhiri rasa sakit dan kesepiannya.
Mengakhiri hidupnya sepertinya satu-satunya jalan keluar.
“Dari sekitar waktu ini tahun lalu saya telah keluar masuk rumah sakit berkali-kali,” katanya kepada saya. “Saya mencoba berkali-kali untuk bunuh diri, tetapi saya tidak berhasil, jadi sekarang saya rasa saya sudah menyerah untuk mencoba mati.”
Apa yang menghentikannya adalah intervensi dari Proyek Obligasi. Mereka menemukan dia tempat yang aman untuk tinggal, dan mulai memberinya konseling intensif.
Jun Tachibana adalah pendiri Proyek Obligasi. Dia adalah wanita tangguh di usia 40-an dengan optimisme tanpa henti.
“Ketika anak perempuan benar-benar dalam masalah dan kesakitan, mereka benar-benar tidak tahu harus berbuat apa,” katanya. “Kami di sini, siap mendengarkan mereka, memberi tahu mereka – kami di sini bersamamu.”
Tachibana mengatakan Covid tampaknya mendorong mereka yang sudah rentan semakin dekat ke tepi. Dia menjelaskan beberapa panggilan mengerikan yang diterima stafnya dalam beberapa bulan terakhir.
“Kami mendengar banyak ‘Saya ingin mati’ dan ‘Saya tidak punya tempat untuk pergi’,” katanya. “Mereka mengatakan ‘Ini sangat menyakitkan, saya sangat kesepian sehingga saya ingin menghilang’.”
Bagi mereka yang menderita pelecehan fisik atau seksual, Covid telah memperburuk situasi.
“Seorang gadis yang saya ajak bicara tempo hari mengatakan dia dilecehkan secara seksual oleh ayahnya,” kata Tachibana kepada saya. “Tapi karena Covid ayahnya tidak banyak bekerja dan banyak di rumah, jadi tidak ada jalan keluar darinya.”
Pola yang ‘sangat tidak biasa’
Jika melihat masa-masa krisis di Jepang sebelumnya, seperti krisis perbankan 2008 atau runtuhnya pasar saham Jepang dan gelembung properti di awal 1990-an, dampaknya lebih banyak dirasakan oleh pria paruh baya. Lonjakan besar terlihat pada tingkat bunuh diri pria.
Tetapi Covid berbeda, itu mempengaruhi kaum muda dan, khususnya, wanita muda. Alasannya kompleks.
Jepang dulu memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di negara maju. Selama dekade terakhir telah sukses besar dalam mengurangi tingkat bunuh diri sekitar sepertiga.
Profesor Michiko Ueda adalah salah satu pakar terkemuka Jepang tentang bunuh diri. Dia memberi tahu saya betapa mengejutkannya menyaksikan kebalikan yang tajam dalam beberapa bulan terakhir.
“Pola bunuh diri wanita ini sangat jarang terjadi,” katanya kepada saya.
“Saya belum pernah melihat peningkatan besar dalam karir saya sebagai peneliti tentang topik ini. Terkait pandemi virus corona, industri yang paling terpukul adalah industri milik perempuan seperti pariwisata, ritel, dan makanan. “
Jepang telah melihat peningkatan besar pada wanita lajang yang hidup sendiri, banyak dari mereka memilih itu daripada pernikahan yang masih melibatkan peran gender yang cukup tradisional. Prof Ueda mengatakan perempuan muda juga jauh lebih mungkin berada dalam apa yang disebut pekerjaan tidak tetap.
“Banyak wanita tidak menikah lagi,” katanya. “Mereka harus menghidupi diri sendiri dan mereka tidak memiliki pekerjaan tetap. Jadi, ketika sesuatu terjadi, tentu saja, mereka terpukul sangat, sangat keras. Jumlah kehilangan pekerjaan di antara staf tidak tetap begitu, begitu besar. selama delapan bulan terakhir.”
Satu bulan benar-benar menonjol. Pada Oktober tahun lalu, 879 wanita bunuh diri. Itu lebih dari 70% lebih tinggi dari bulan yang sama di 2019.
Berita utama surat kabar membunyikan alarm. Beberapa membandingkan jumlah total kasus bunuh diri oleh pria dan wanita pada bulan Oktober (2.199) dengan jumlah total kematian di Jepang akibat Coronavirus hingga saat itu (2.087).
Sesuatu yang sangat aneh sedang terjadi.
Pada 27 September tahun lalu, seorang aktris yang sangat terkenal dan populer bernama Yuko Takeuchi ditemukan tewas di rumahnya. Belakangan dilaporkan bahwa dia telah mengambil nyawanya sendiri.
Yasuyuki Shimizu adalah mantan jurnalis yang sekarang menjalankan organisasi nirlaba (NPO) yang didedikasikan untuk memerangi masalah bunuh diri Jepang.
“Sejak berita bunuh diri selebriti dilaporkan, jumlah bunuh diri meningkat dan tetap seperti itu selama sekitar 10 hari,” katanya.
“Dari data kita dapat melihat bahwa bunuh diri aktris pada 27 September menyebabkan tambahan 207 kasus bunuh diri wanita dalam 10 hari ke depan.”
Jika Anda melihat data bunuh diri oleh wanita seusia dengan Yuko Takeuchi, statistiknya bahkan lebih mencolok.
“Perempuan di usia 40-an paling berpengaruh dari semua umur,” kata Shimizu. “Untuk kelompok itu tingkat bunuh diri lebih dari dua kali lipat.”
Pakar lain setuju bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara bunuh diri selebriti dan peningkatan bunuh diri di hari-hari berikutnya.
Fenomena selebriti
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Jepang, dan merupakan salah satu alasan mengapa pelaporan bunuh diri begitu sulit. Segera setelah seorang selebriti bunuh diri, semakin banyak dibahas di media, dan di media sosial, semakin besar dampaknya pada orang-orang rentan lainnya.
Salah satu peneliti NPO adalah Mai Suganuma. Dia sendiri adalah korban bunuh diri. Ketika dia masih remaja, ayahnya mengambil nyawanya sendiri. Sekarang dia membantu mendukung keluarga orang lain yang telah bunuh diri.
Dan seperti halnya Covid yang membuat sanak saudara tidak dapat berduka atas mereka yang meninggal karena virus tersebut, hal itu membuat kehidupan keluarga korban bunuh diri menjadi jauh lebih sulit.
“Ketika saya berbicara dengan anggota keluarga, perasaan mereka tidak mampu menyelamatkan orang yang dicintai sangat kuat, yang sering mengakibatkan mereka menyalahkan diri sendiri.” Mai Suganuma memberitahuku. “Ini salahku karena aku tidak bisa menyelamatkan ayahku.
“Sekarang mereka diberitahu bahwa mereka harus tinggal di rumah. Saya khawatir perasaan bersalah akan semakin kuat. Orang Jepang tidak pernah membicarakan kematian sejak awal. Tidak ada budaya untuk berbicara tentang bunuh diri. “
Jepang sekarang berada dalam apa yang disebut sebagai gelombang ketiga infeksi Covid, dan pemerintah telah memerintahkan keadaan darurat kedua. Kemungkinan akan diperpanjang hingga Februari. Lebih banyak restoran dan hotel dan bar tutup. Lebih banyak orang kehilangan pekerjaan.
Bagi Prof Ueda ada pertanyaan lain yang mengganggu. Jika ini terjadi di Jepang, tanpa penguncian yang ketat, dan kematian akibat Covid yang relatif sedikit, lalu apa yang terjadi di negara lain di mana pandeminya jauh lebih buruk?
Mencegah Bunuh Diri Yang Di Sebabkan Oleh Trauma
Mencegah Bunuh Diri Yang Di Sebabkan Oleh Trauma – Hadapi insiden mencekam dapat terjalin pada siapapun. Pengalaman ini dapat berbentuk hadapi kekerasan, luka sungguh- sungguh, kehabisan seorang yang amat berarti, pelecehan intim, musibah alam, serta sedang banyak lagi. Apalagi, Kamu dapat turut merasakan guncangan cuma dengan melihat orang terdekat kejatuhan bencana. Setelah itu, gimana metode melenyapkan guncangan yang bisa dicoba? Temui tanggapannya di dasar ini.
Mencegah Bunuh Diri Yang Di Sebabkan Oleh Trauma
samaritans-bristolcounty – Apa yang diartikan dengan truma? Trauma sesungguhnya merupakan jawaban penuh emosi kepada bermacam peristiwa kurang baik yang mengenai diri Kamu ataupun orang terdekat. Umumnya, pas sehabis hadapi pengalaman yang kurang mengasyikkan itu, Kamu merasakan shock ataupun kaget, ataupun perasaan denial ataupun antipati.
Tetapi, sehabis durasi lalu, respon yang Kamu natural kepada peristiwa itu dapat lebih beragam. Selaku ilustrasi, timbul emosi- emosi yang tidak dapat diprediksi tadinya, sampai jawaban raga semacam sakit kepala serta mual.
Perihal itu terbatas wajar, tetapi terdapat pula yang malah jadi tekanan pikiran bila terkenang dengan peristiwa di era dulu sekali itu. Spesialnya, bila Kamu sedang belum dapat balik kerak dengan insiden di era kemudian itu. Hingga itu, jalani bermacam metode buat melenyapkan guncangan supaya terbebas dari tekanan pikiran berkelanjutan.
Bermacam metode melenyapkan rasa trauma yang butuh dicoba
Bila Kamu selalu dihantui oleh peristiwa mencekam di era kemudian sampai merasa tekanan pikiran serta tekanan mental, terdapat sebagian metode menanggulangi guncangan yang dapat dipraktekkan, semacam selanjutnya ini.
1. Berupaya menyambut perasaan yang muncul
Bila telah merasa tekanan pikiran sebab tidak dapat menyudahi mempertimbangkan peristiwa mencekam di era dulu sekali, Kamu bisa jadi merasakan emosi- emosi minus semacam marah, merasa bersalah, serta sedang banyak lagi. Pasti saja perihal itu tidak hendak membagikan akibat positif pada diri Kamu.
Hendak namun, butuh diketahui kalau mempunyai perasaan- perasaan itu merupakan respon yang alami. Terlebih, bila terkini saja merasakan pengalaman yang sedemikian itu menyeramkan ataupun menyakitkan untuk Kamu. Hingga itu, metode terbaik buat melenyapkan guncangan merupakan dengan menyambut perasaan- perasaan itu terlebih dulu.
Alasannya, tidak sedikit yang malah menyangkal perasaan- perasaan itu tanpa berupaya balik kerak dengan peristiwa mencekam di era kemudian itu. Tidak bingung bila perihal itu malah menimbulkan guncangan berkelanjutan.
Sementara itu, berupaya menyambut perasaan itu tercantum bagian berarti dari cara healing ataupun pengobatan dari guncangan itu sendiri. Oleh sebab itu, cobalah kasih diri Kamu durasi buat merasakan perasaan marah, khawatir, pilu, kecewa, serta serupanya.
Tiap orang mempunyai durasi serta prosesnya tiap- tiap. Jadi, janganlah mendesakkan diri buat lekas lewat masa- masa pengobatan ini. Bila dirasa telah lumayan meluapkan perasaan- perasaan itu, mulailah dengan cara lama- lama buat balik kerak dengan ingatan itu serta menempuh hari terkini dengan antusias yang terkini.
2. Teratur olahraga selaku metode melenyapkan trauma
Metode selanjutnya yang dapat Kamu jalani buat menanggulangi guncangan merupakan teratur olahraga. Dikala olahraga, badan Kamu hendak memproduksi hormon endorfin yang lebih banyak buat mengembalikan atmosfer batin jadi lebih bagus.
Tidak cuma itu, teratur olahraga pula bisa menolong membenarkan sistem saraf Kamu, alhasil Kamu dapat terbebas dari perasaan guncangan yang sepanjang ini membayang- bayangi. Buat menciptakan metode melenyapkan guncangan yang satu ini, Kamu dapat berupaya olahraga paling tidak sepanjang 30 menit tiap harinya.
Opsi tipe berolahraga yang dapat Kamu jalani juga sesungguhnya beraneka ragam, mulai dari berjalan kaki, berlari, berenang, main basket, sampai berajojing. Sepanjang olahraga, yakinkan buat senantiasa fokus pada badan serta apa yang Kamu rasakan dikala badan beranjak. Perihal ini berarti buat menolong Kamu supaya tidak gampang luka dikala olahraga.
3. Janganlah sangat kerap menyendiri
Dikala merasa tekanan pikiran, pilu, marah, serta kecewa, Kamu bisa jadi lebih memilah buat sendiri dari wajib berhubungan dengan orang lain. Tetapi, di saat- saat semacam ini, menghabiskan durasi seorang diri sangat lama malah bisa memperharah situasi Kamu.
Oleh karena itu, metode melenyapkan guncangan yang dapat Kamu jalani merupakan sebisa bisa jadi menghabiskan durasi dengan orang lain. Kamu tidak wajib membahas hal guncangan yang Kamu rasakan bila merasa tidak aman. Terdapat banyak perihal yang dapat Kamu bicarakan dengan orang lain yang bisa menolong Kamu merasa lebih aman.
Tidak hanya itu, janganlah ragu buat ikut serta di dalam bermacam aktivitas ataupun melaksanakan kegiatan di luar rumah bersama dengan orang lain. Selaku ilustrasi, berjumpa dengan teman lama, jadi volunter, ataupun berteman dengan orang terkini. Jalani bermacam kegiatan yang tidak terdapat kaitannya dengan guncangan yang Kamu natural.
Baca Juga : Pulih dari Pikiran untuk Bunuh Diri
4. Makan serta tidur tertib selaku metode melenyapkan trauma
Salah satu metode yang butuh Kamu jalani buat menanggulangi guncangan merupakan melindungi kesehatan diri sendiri dengan menempuh pola hidup segar. Bagi HelpGuide, Kamu senantiasa wajib memerhatikan pola makan serta pola tidur walaupun lagi hadapi post- traumatic stress disorder( PTSD) atas sesuatu perihal kurang baik yang terjalin di dalam hidup.
Alasannya, santapan yang Kamu mengkonsumsi amat mempengaruhi kepada atmosfer batin. Oleh karena itu, santapan pula jadi determinan apakah Kamu sanggup ataupun tidak mengalami tekanan pikiran yang menyerang dampak guncangan.
Memilih santapan yang segar, jauhi santapan kilat hidangan, santapan manis, serta bermacam santapan tidak segar yang lain sebab bisa memperburuk pertanda PTSD. Lebih bagus, tingkatkan mengkonsumsi buah serta sayur- mayur fresh, protein, serta santapan yang memiliki lemak segar.
Perihal ini diakibatkan santapan itu bisa menolong menolong Kamu mengalami guncangan. Tidak cuma itu saja, mempunyai kerutinan komsumsi santapan segar pula bisa tingkatkan kesehatan badan Kamu dengan cara global.
Sedangkan itu, pola tidur yang kurang baik, terlebih bila Kamu kurang tidur, bisa memperburuk pertanda guncangan yang Kamu natural. Apalagi, kerutinan tidak segar ini pula hendak mempersulit Kamu dalam mengatur penyeimbang penuh emosi yang terdapat pada diri.
5. Cari dorongan kedokteran bila perlu
Bila keadaan itu nyatanya sedang belum lumayan buat menolong Kamu melenyapkan guncangan, cobalah metode yang satu ini. Betul, tidak terdapat salahnya mencari bantuan pada orang lain, spesialnya pada para pakar, bila merasa Kamu tidak dapat menolong diri sendiri.
Sesungguhnya, perasaan takut, bimbang, merasa bersalah, sampai seakan hidup telah sirna berhamburan merupakan perasaan yang sedang terkategori alami, spesialnya bila terkini saja hadapi peristiwa kurang baik pada diri sendiri. Apalagi, perasaan- perasaan itu hendak lenyap dengan sendirinya.
Tetapi, bila perasaan yang dipunyai telah lumayan intens sampai mengusik kegiatan tiap hari, lebih bagus lekas cari bantuan kedokteran buat menanggulangi situasi kesehatan Kamu.
Sebagian tanda- tanda yang butuh Kamu cermati tercantum:
– Perasaan itu telah bertahan lebih dari 6 minggu serta Kamu tidak merasa lebih bagus.
– Tidak dapat melaksanakan kegiatan semacam hari- hari umumnya.
– Kerap kali hadapi mimpi kurang baik, ataupun ingatan- ingatan yang berhubungan dengan pemicu guncangan.
– Terus menjadi kesusahan ataupun tidak dapat berbicara dengan orang lain.
– Timbulnya kemauan buat bunuh diri.
– Selalu menjauhi bermacam perihal yang menegaskan pada pemicu guncangan.
Bila tanda- tanda itu timbul, lebih bagus lekas memeriksakan situasi Kamu ke dokter buat penindakan lebih lanjut.
Pulih dari Pikiran untuk Bunuh Diri
Pulih dari Pikiran untuk Bunuh Diri – Bahkan jika pikiran dan perasaan bunuh diri Anda telah mereda, dapatkan bantuan untuk diri sendiri. Mengalami rasa sakit emosional semacam itu sendiri merupakan pengalaman yang traumatis.
Pulih dari Pikiran untuk Bunuh Diri
samaritans-bristolcounty – Menemukan kelompok pendukung atau terapis dapat sangat membantu dalam mengurangi kemungkinan Anda akan merasa ingin bunuh diri lagi di masa depan.
Anda bisa mendapatkan bantuan dan rujukan dari dokter Anda atau dari jalur krisis yang tercantum di bawah ini.
Langkah menuju pemulihan
Identifikasi pemicu atau situasi yang mengarah pada perasaan putus asa atau menghasilkan pikiran untuk bunuh diri, seperti peringatan kehilangan , alkohol, atau stres dari hubungan. Temukan cara untuk menghindari tempat, orang, atau situasi ini.
Baca Juga : Metode Menghindari Kemauan Buat Melukai Diri Sendiri
Jaga dirimu. Makan dengan benar, jangan melewatkan waktu makan, dan tidur yang cukup. Olahraga juga merupakan kuncinya: ia melepaskan endorfin, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
Bangun jaringan dukungan Anda. Kelilingi diri Anda dengan pengaruh positif dan orang-orang yang membuat Anda merasa nyaman dengan diri sendiri. Semakin banyak Anda berinvestasi pada orang lain dan komunitas Anda, semakin banyak kerugian yang harus Anda tanggung—yang akan membantu Anda tetap positif dan berada di jalur pemulihan.
Kembangkan aktivitas dan minat baru. Temukan hobi baru, kegiatan sukarela , atau pekerjaan yang memberi Anda arti dan tujuan. Ketika Anda melakukan hal-hal yang menurut Anda memuaskan, Anda akan merasa lebih baik tentang diri sendiri dan perasaan putus asa cenderung tidak muncul kembali.
Belajarlah untuk mengatasi stres dengan cara yang sehat. Temukan cara sehat untuk menjaga tingkat stres Anda tetap terkendali, termasuk berolahraga, bermeditasi, menggunakan strategi sensorik untuk bersantai, berlatih latihan pernapasan sederhana, dan menantang pikiran yang mengalahkan diri sendiri .
Cara mengatasi pikiran untuk bunuh diri
Ingatlah bahwa meskipun tampaknya pikiran dan perasaan bunuh diri ini tidak akan pernah berakhir, ini tidak pernah menjadi kondisi yang permanen. Anda AKAN merasa lebih baik lagi. Sementara itu, ada beberapa cara untuk membantu mengatasi pikiran dan perasaan ingin bunuh diri Anda.
Jika Anda Memiliki Pikiran dan Perasaan untuk Bunuh Diri
Hal yang harus dilakukan:
Bicaralah dengan seseorang setiap hari, sebaiknya tatap muka. Meskipun Anda mungkin merasa ingin menarik diri, mintalah teman dan kenalan tepercaya untuk menghabiskan waktu bersama Anda. Atau terus hubungi saluran bantuan krisis dan bicarakan perasaan Anda.
Buat rencana keamanan. Kembangkan serangkaian langkah yang dapat Anda ikuti selama krisis bunuh diri. Ini harus mencakup nomor kontak untuk dokter atau terapis Anda, serta teman dan anggota keluarga yang akan membantu dalam keadaan darurat.
Buat jadwal tertulis untuk diri sendiri setiap hari dan patuhi itu, apa pun yang terjadi. Pertahankan rutinitas rutin sebanyak mungkin, bahkan ketika perasaan Anda tampak di luar kendali.
Keluar di bawah sinar matahari atau ke alam selama setidaknya 30 menit sehari.
Berolahraga sekuat tenaga yang aman untuk Anda. Untuk mendapatkan manfaat maksimal, lakukan olahraga selama 30 menit per hari. Tapi Anda bisa mulai dari yang kecil. Tiga ledakan aktivitas 10 menit dapat memiliki efek positif pada suasana hati.
Luangkan waktu untuk hal-hal yang membuat Anda bahagia. Sekalipun sangat sedikit hal yang membuat Anda senang saat ini, paksa diri Anda untuk melakukan hal-hal yang dulu Anda sukai.
Ingat tujuan pribadi Anda. Anda mungkin selalu ingin bepergian ke tempat tertentu, membaca buku tertentu, memiliki hewan peliharaan, pindah ke tempat lain, mempelajari hobi baru, menjadi sukarelawan, kembali ke sekolah, atau memulai sebuah keluarga. Tuliskan tujuan pribadi Anda.
Hal-hal yang harus dihindari:
Sendirian. Kesendirian dapat membuat pikiran untuk bunuh diri menjadi lebih buruk. Kunjungi teman, atau anggota keluarga, atau angkat telepon dan hubungi saluran bantuan krisis.
Alkohol dan obat-obatan. Narkoba dan alkohol dapat meningkatkan depresi, menghambat kemampuan pemecahan masalah Anda, dan dapat membuat Anda bertindak impulsif.
Melakukan hal-hal yang membuat Anda merasa lebih buruk. Mendengarkan musik sedih, melihat foto-foto tertentu, membaca surat-surat lama, atau mengunjungi makam orang yang dicintai semuanya dapat meningkatkan perasaan negatif.
Berpikir tentang bunuh diri dan pikiran negatif lainnya. Cobalah untuk tidak disibukkan dengan pikiran untuk bunuh diri karena ini dapat membuatnya semakin kuat. Jangan berpikir dan memikirkan kembali pikiran negatif. Temukan pengalih perhatian. Memberi diri Anda istirahat dari pikiran untuk bunuh diri dapat membantu, bahkan jika itu untuk waktu yang singkat.
7 Tahap Yang Anda Lakukan Dikala Mencuat Kemauan Untuk Bunuh Diri
7 Tahap Yang Anda Lakukan Dikala Mencuat Kemauan Untuk Bunuh Diri – Masalah hendak senantiasa terdapat menghadiri kita, tidak tahu kita sedia ataupun tidak. Hingga dari itu, berasumsi positif amat dianjurkan buat memantapkan jiwa kita supaya tidak berserah. Tetapi, kerap kali kala merasa terhimpit, kita juga tidak ketahui lagi wajib melakukan apa, sering- kali timbul benak‘ buas’ mau memberhentikan hidup. Kita merasa tidak mampu lagi buat bertahan, seolah kasus yang kita hadapi tidak menyambangi menciptakan titik jelas. Terdapat sebagian identitas bunuh diri, semacam tekanan mental, impulsif, serta lain- lain.
7 Tahap Yang Anda Lakukan Dikala Mencuat Kemauan Untuk Bunuh Diri
samaritans-bristolcounty – Kenapa timbul kemauan bunuh diri? Bisa jadi benak mengenai kematian sempat terlalui dalam isi kepala, meski cuma sekali ataupun selewat saja. Terdapat anggapan yang salah hal kematian. Orang yang menyudahi bunuh diri sering- kali bukan mau memberhentikan hidupnya, beliau mau memberhentikan rasa sakitnya. Inilah yang diketahui selaku lenyap impian serta terasing.
Terdapat rasa seorang diri kala mengalami permasalahan, meski sesungguhnya mempunyai sahabat. Terdapat yang diucap selaku critical inner voices, di mari seorang hendak berasumsi tidak logis, timbul suara- suara kalau tidak sepatutnya beliau hidup, serta orang lain hendak mempunyai kehidupan yang lebih bagus tanpa kehadirannya. Sayangnya, sering- kali dalam kondisi terhimpit, bisa jadi saja seorang juga menyakini suara- suara itu.
Perihal yang butuh Kamu ingat merupakan kalau tiap kasus cuma sedangkan, rasa tidak terdapat impian itu hendak lalu sedemikian itu saja kala seluruh selesai. Impian senantiasa terdapat supaya juga amat kecil. Kemudian, apa saja yang wajib dicoba dikala Kamu merasa lenyap impian? Awal merupakan membenarkan diri Kamu nyaman.
Apa saja konsep nyaman yang wajib Kamu mempunyai kala mau bunuh diri?
Selanjutnya ini merupakan sebagian metode membuat konsep nyaman buat diri Kamu di kala rasa mau bunuh diri timbul, semacam:
– Kenali kala Kamu merasa kurang baik. Rasa takut serta benak suram timbul ke dataran. Cobalah buat balik kerak dengan perasaan itu dikala awal kali Kamu mengidentifikasinya. Ini hendak mempermudah Kamu buat menyurutkan perasaan tersebut
– Agendakan suatu yang bisa membantu Kamu kala mulai merasa kurang baik. Buat konsep yang bisa mendistraksi perasaan mau bunuh diri; perasaan adem ayem serta terisolasi
– Coba pikirkan kegiatan apa yang membuat Kamu merasa lebih bagus?( Misalnya Kamu berangkat menyaksikan film lawakan, memasak, mengurus halaman). Kemudian, dengan siapa Kamu hendak berangkat buat melenyapkan benak minus itu?
– Bila Kamu mempunyai sahabat ataupun saudara yang dapat diyakini dengan seluruh narasi Kamu, apakah Kamu hendak berupaya menelponnya bila merasa kurang baik? Perihal itu bagus dicoba buat menjauhi perasaan terisolasi
– Apakah Kamu sempat berangkat ke terapis? Apakah mempunyai kontaknya ataupun gimana metode Kamu berbicara. Kamu hendaknya mempertimbangkan membuat konsep buat bertamu terapis Anda
Perihal apa saja yang wajib dicoba dikala Kamu merasa mau bunuh diri?
Selanjutnya ini yang dapat Kamu pikirkan buat prediksi kala benak suram itu tiba mendatangi:
1. Berjanjilah tidak melaksanakan perihal yang bisa melukai diri Anda
Benak mengenai mau bunuh diri tiba serta berangkat. Kamu tidak dapat memprediksinya bila beliau hendak tiba, perihal berarti yang butuh Kamu jalani merupakan senantiasa berasumsi logis, meski susah. Jauhi aksi- aksi impulsif yang berdampak merusak pada diri Kamu. Kamu dapat membahasnya pada sahabat, keluarga serta terapis, buat akad di hadapan mereka.
2. Buat diri Kamu senantiasa aman
Hindarkan benda, obat serta keadaan yang lain yang dapat Kamu maanfaatkan buat melukai diri Kamu kala benak impulsif tiba. Bila di dekat Kamu terdapat silet, hendaknya hindarkan silet itu, letakkan di ruangan lain di rumah Kamu. Tetaplah berhubungan dengan banyak orang supaya tidak terasing. Jauhi pula komsumsi obat yang tidak diresepkan buat Kamu, serta alkohol. Keduanya, bisa beresiko pada kematian, meski tanpa disengaja serta betul- betul di idamkan.
Baca Juga : Cara Mengatasi Pikiran Bunuh Diri dan Mendapatkan Dukungan
3. Temui sahabat ucapan yang paham Anda
Berdialog kematian dengan orang lain memanglah tidak aman, Kamu khawatir sahabat ataupun keluarga menyangka Kamu edan. Tetapi menyimpannya seseorang diri, pula bisa mematikan diri Kamu. Sering- kali cuma dengan membahas apa yang dialami hendak membuat Kamu lapang serta bisa menolong Kamu terbebas dari rasa sakit.
4. Tidur yang cukup
Kurang tidur bisa berkontribusi pada tekanan mental, alhasil tingkatkan resiko benak bunuh diri. Cobalah buat tidur 8 jam satu hari. Tetapi, kala Kamu merasa tidak terdapat tenaga buat bangun dari tidur, cobalah paksakan melaksanakan suatu yang membuat Kamu aktif. Meski bisa jadi Kamu sungkan melaksanakan apa- apa dikala itu, karena bercokol diri hendak mengakibatkan datangnya pikiran- pikiran yang tidak di idamkan.
5. Olahraga
Riset yang diambil oleh Psychalive. org membuktikan kalau berolahraga serupa efektifnya dengan minum antidepresan. Cobalah buat melatih denyut jantung Kamu dekat 20 menit satu hari. Kemudian, rasakan pergantian marah Kamu. Tidak butuh yang berat- berat bila Kamu tidak mempunyai durasi, lumayan dengan berjalan kaki saja lumayan membuat badan Kamu memproduksi hormon endorfin– hormon yang bisa kurangi tekanan mental.
6. Cobalah berasumsi positif
Benak mau bunuh diri tiba dari banyaknya benak minus yang menumpuk. Waktunya Kamu menantang diri sendiri buat lebih beranggapan positif. Kamu dapat melawan benak minus dengan konfirmasi positif, ilustrasinya, untuk 2 kolom di kertas, kolom awal merupakan buat benak minus, kolom kedua buat benak positif. Tuliskan seluruh benak minus yang tiba dikala itu, kemudian menanggapi tiap nilai benak minus itu dengan benak positif, misalnya:
– Ganti pikira,“ Aku merasa tidak mampu menempuh hidup, permasalahan ini sangat berat,” menjadi….
-“ Tidak terdapat permasalahan yang tidak dapat dituntaskan, permasalahan berat ini tentu lalu.”
7. Sayangi diri Anda
Bisa jadi Kamu mempersalahkan diri sendiri atas apa yang terjalin pada Kamu, tetapi perihal itu tidak terdapat khasiatnya. Suatu telah terjalin, selaku orang kita memanglah tidak bebas dari kekeliruan. Yang terutama merupakan mencintai diri sendiri semacam Kamu menganggap sahabat yang Kamu sayangi. Bayangkan, kala terdapat seseorang sahabat memberitahu beliau mau bunuh diri, apa yang hendak Kamu jalani?
Mengapa Orag Terdapat Pikiran Untuk Bunuh Diri
Mengapa Orag Terdapat Pikiran Untuk Bunuh Diri – Ok, bisa jadi postingan kali ini hendak sedikit serta sensitif terkesan seram, apalagi mengerikan, sebab tema yang dinaikan serta diulas hendak berhubungan dengan bunuh diri. Yup, bunuh diri. Tetapi, ini bukan bujukan buat kamu melaksanakannya. Melainkan hendak sedikit mangulas terpaut mengapa orang dapat beranggapan buat bunuh diri, apa saja aspek yang memengaruhinya, serta gimana metode menanganinya.
Mengapa Orag Terdapat Pikiran Untuk Bunuh Diri
samaritans-bristolcounty – Poin serta pembahasan semacam ini pastinya tidak sering, apalagi tidak hendak sempat kamu miliki di sekolah pada biasanya. Tetapi, kenyataannya masing- masing orang mempunyai kemampuan buat melaksanakan aksi ini. Oleh sebab itu, ikuti lalu postingan ini hingga berakhir janganlah kurang ingat buat di share ke semua sahabat mu biar mereka pula memperoleh insight yang serupa pula denganmu. Serta yang terutama supaya kamu seluruh pula lebih aware dengan diri sendiri dan area dekat.
Postingan kali ini dibuka dengan kepala karangan di atas, mengapa orang dapat bunuh diri. Sempat tak sih kamu menanya dalam diri mengapa betul orang dapat hingga melaksanakan kelakuan eksperimen bunuh diri ataupun apakah kelakuan ini telah hingga memakan banyak korban jiwa? ataupun seberat apakah permasalahan yang dipikulnya sampai pikirannya dengan cempala memerintahkan buat melaksanakan aksi bunuh diri, yang dirasa sanggup menanggulangi bobot hidup. Informasi yang dikutip dari World Health Organization Garis besar Health Estimate melaporkan kalau pada tahun 2016 jumlah kematian dampak bunuh diri di semua bumi menggapai 793. 000 kematian ataupun 10, 6 kematian per 100. 000 masyarakat. Perihal ini sebanding dengan 1 kematian masing- masing 40 detik. Wow! Nilai ini terhitung besar, ditambah kenyataan kalau bunuh diri pula tercantum pemicu dari 1, 4% kematian di semua bumi. Apalagi pula masuk pada tingkatan 18 pemicu kematian paling banyak!
Baca Juga : Kutipan Pencegahan Bunuh Diri yang Menginspirasi
Bunuh diri sendiri pula ialah pemicu kematian kedua terbanyak pada golongan umur belia serta produktif ialah 15- 29 tahun. Golongan umur itu dikira rentan mengalami bimbang dampak merambah tahap kehidupan yang kerap diucap dengan sebutan Quarter Life Crisis. Kematian paling tinggi jatuh pada tipe kemaluan pria serta sebesar 79% terjalin di negeri yang berpendapatannya kecil serta menengah. Lalu, apa yang jadi pemicu terbanyak orang dapat melaksanakan aksi bunuh diri? Selanjutnya merupakan 6 pemicu yang coba saya cukil dari Healthline, di antara lain:
1. Depresi
Tercantum ke dalam kendala kesehatan psikologis yang membuat pengidapnya hadapi atmosfer batin yang kurang baik serta mengarah tidak normal. Alhasil bisa mempengaruhi aksi, benak, sikap, kecondongan, serta perasaan seorang.
2. Trauma masa kecil
Perihal ini dapat terjalin salah satu faktornya bisa jadi di dalam keluarga terdapat riwayat serta usaha melaksanakan bunuh diri, sempat memandang sikap bunuh diri, serta sempat jadi korban pelecehan ataupun bullying di sekolah. Cedera sesudah guncangan inilah yang bila belum membaik keseluruhan esoknya hendak memperbesar kesempatan seorang buat melaksanakan aksi bunuh diri.
3. Gangguan kesehatan pada mental
Kendala psikologis yang dirasakan berkepanjangan bisa berbentuk kendala keresahan, kendala marah, kendala karakter, susah tidur, rasa kehabisan orang tersayang, serta lain serupanya. Bila perihal ini didiamkan lalu berkepanjangan, hendak membuat kamu mempunyai kesempatan yang besar buat melaksanakan bunuh diri. Hingga sadarilah mulai mulai dini. Akui, janganlah bantah. Dapat itu, kemudian coba kalian selesaikan sendiri ataupun memohon dorongan kapada yang pakar.
4. Gangguan kejiwaan bipolar
Kendala psikologis yang diisyarati dengan pergantian marah yang ekstrem, menjurus berlebihan. Seorang yang mengidap ini hendak gampang hadapi pertanda kegandrungan( merasa amat suka sekali) serta tekanan mental( merasa amat sirna serta terperosok). Ilustrasi kendala bipolar yang luang viral sebagian tahun terakhir merupakan kala film seseorang bintang film kecil, Marshanda, berjoget- joget, pilu, sampai tertawa- tawa dalam satu durasi berbarengan. Menunjukkan kalau dikala itu beliau belum mempunyai penyeimbang marah serta bila didiamkan dapat berdampak parah.
5. Mempunyai penyakit yang kronis
Penyakit parah sama dengan penyakit yang susah sekali buat dapat dipulihkan. Apalagi terdapat sebagian penyakit yang tidak dapat dipulihkan. Perihal inilah yang membuat sebagian pengidapnya sering hadapi tekanan mental, rasa keputusasaan, serta kendala psikologis yang lain. Alhasil bila tidak ditangani dengan kilat hingga tidak tidak sering bunuh dirilah yang mereka ambil buat jalur keluarnya.
6. Kesulitan dalam mencari bantuan serta dukungan
Sering- kali tidak seluruh orang memanglah bisa paham permasalahan yang kita natural. Mau narasi ke sahabat, tetapi tidak sedikit pula yang senantiasa membanding- bandingkan permasalahan yang kita ceritakan dengan permasalahan yang mereka natural. Tuturnya” Halah, terkini segitu cuma abang pilu, saya dahulu sempat lebih akut lagi” ataupun” yaelah pilu mulu, bangun kali! Sedang belia semangatlah”, serta bermacam berbagai asumsi yang lain.
Mau tiba ke psikolog khawatir dicap edan sebab bermacam berbagai stigma yang dikala ini sedang terdapat di warga. Kesimpulannya, merasa kesusahan buat mencari dorongan serta sokongan. Hingga, Satu Persen di mari muncul buat membagikan wawasan terpaut kesehatan psikologis dan menanggulangi bermacam berbagai kendala kesehatan psikologis lewat layanan online pengarahan, mentoring serta uji tingkatan tekanan pikiran free. Di mari kalian dapat menggambarkan masalahmu serta memperoleh pemecahan terbaik sebab layanannya langsung ditangani oleh pembimbing serta ahlinya.
– Upaya dalam mencegah orang untuk bunuh diri
Bunuh diri hingga dikala ini belum diperoleh pemicu nyatanya sebab bunuh diri berhubungan pula dengan aspek semacam genetik,organbiologik, psikologik, serta sosiokultural, di mana aspek ini bisa silih melemahkan satu serupa lain apalagi memantapkan terbentuknya aksi bunuh diri. Penangkalan aksi bunuh diri bisa dicoba dengan tahap dini selaku selanjutnya.
Yang pertaa yaitu, gali ide untuk bunuh diri yang bisa jadi dilemparkan serta diulas oleh sahabat ataupun ahli keluarga dengan cara lambat- laun.
Kedua, kasih atensi serta rasa hirau kala memandang orang yang kamu tahu membuktikan isyarat yang rentan buat melaksanakan bunuh diri. Ingat, atensi serta hirau pada orang yang rentan mau bunuh diri bukan selaku modus buat kamu dekati yang esoknya justru berakhir sakit batin, yaa!
Ketiga merupakan mengidentifikasi tanda- tandanya yang bisa kamu tahu selaku selanjutnya:
1. Menarik dirinya dari pergaulan
2. Mencari akses untuk senjata api
3. Pergantian atmosfer batin ekstrem
4. Membahas mengenai bunuh diri serta kematian
5. Mengkonsumsi alkohol meningkat
6. Merasa putus asa, takut, risau berlebihan
7. Melukai diri sendiri
Hingga sadarilah mulai dini isyarat yang bisa jadi kalian ataupun temanmu punya, alhasil esoknya dapat silih hirau. Jauhi yang namanya toxic positivity, menasihati serta membakar tanpa mengenali permasalahan yang bisa jadi temanmu natural. Berdialog positiflah pada temanmu yang lagi putus asa, kecewa, serta mempunyai isyarat semacam di atas memanglah tidak seluruhnya salah namun perihal yang butuh kamu ingat merupakan tahu dulu pangkal permasalahan temanmu.
Dengarkan ia serta janganlah langsung menasihati! Beberapa dari orang yang mempunyai isyarat di atas cuma butuh didengarkan erang kesahnya. Sajikan kuping buat mengikuti bukan mulut yang lalu menembus ucapan, sebab: ” Perihal yang butuh kamu tahu merupakan tidak dapat membanding- bandingkan cedera dengan cedera sebab tiap orang mempunyai daya yang berbeda- beda”
Kutipan Pencegahan Bunuh Diri yang Menginspirasi
Kutipan Pencegahan Bunuh Diri yang Menginspirasi – Berikan jalur kehidupan kepada orang-orang yang Anda cintai yang ingin bunuh diri melalui dukungan, kesadaran, dan pencegahan. Gunakan kutipan pencegahan bunuh diri ini untuk membantu Anda atau orang yang Anda cintai mengetahui bahwa mereka tidak sendirian dan hidup mereka berharga.
Kutipan Pencegahan Bunuh Diri yang Menginspirasi
samaritans-bristolcounty – Depresi, kesedihan, dan kepiluan bisa menjadi beban di hati Anda yang membuat Anda sulit bernapas. Gunakan kutipan pencegahan bunuh diri yang menginspirasi ini untuk membantu Anda atau orang yang Anda cintai melewati kegelapan untuk menemukan cahaya.
- Memilih untuk hidup adalah tindakan cinta sejati.
- Semua badai berakhir dengan terbitnya fajar baru.
- Jangan biarkan ini menjadi halaman terakhir dari cerita Anda, tetapi awal dari bab berikutnya.
- Bahkan di malam yang paling gelap sekalipun, jika Anda melihat cukup keras, selalu ada cahaya.
- Setiap gunung ditaklukkan dengan mengambil langkah demi langkah.
- Bukan apakah kamu gagal atau tersandung, tapi seberapa keras kamu berjuang.
- Anda adalah pemimpin dalam hidup Anda sendiri. Dan tidak ada yang bisa memainkan peran Anda.
- Ketika Anda tidak memiliki kekuatan untuk berjalan melalui kegelapan. Raih tangan.
- Hidup Anda penting bagi semua orang di sekitar Anda.
- Sejauh ini kekuatan terbesar adalah meminta bantuan saat Anda tenggelam di bawah beban hidup.
Baca Juga : Pencegahan Bunuh Diri Remaja
Kutipan Pencegahan Bunuh Diri yang Kuat
Kutipan pencegahan yang kuat dapat membuat dampak besar pada mereka yang berpikir untuk mengakhiri hidup mereka. Izinkan kutipan ini untuk membantu menunjukkan bahwa rasa sakit tidak berlangsung selamanya.
- Hari ini akan berakhir dengan awal besok. Dan tidak ada yang tahu harapan yang dibawa hari esok.
- Saat ombak menarikmu ke bawah, berteriaklah. Jangan pernah menyerah pada badai. Sebaliknya, berteriak sekuat tenaga agar semua orang mendengar.
- Anda penting dan tak ternilai bahkan ketika pikiran Anda mengatakan sebaliknya.
- Gunakan setiap napas dan setiap detak jantung Anda untuk menemukan tujuan untuk mendorong.
- Ketika pikiran Anda memberi tahu Anda bahwa itu tidak bisa terus berlanjut, tunjukkan bahwa Anda bisa.
- Daripada mencoba membawa gunung, mendakilah.
- Bahkan kabut yang paling tebal pun akan dibersihkan oleh matahari. Milikilah keberanian untuk menunggu matahari.
- Daripada berjalan melalui kegelapan sendirian, temukan tangan yang terulur untuk berjalan melewatinya bersamamu.
- Bahkan prajurit terkuat pun jatuh. Temukan kekuatan untuk bangkit kembali.
- Ketika Anda ingin menyerah pada hari ini, ingatlah kekuatan yang Anda gunakan untuk melewati kemarin, dan kemungkinan baru yang akan datang besok.
Kutipan Bermanfaat Tentang Pencegahan Bunuh Diri
Ketika hati Anda penuh dengan kekosongan, sulit untuk melihat bahwa cahaya mungkin hanya ada di sekitar cakrawala. Namun, kata-kata yang tepat dapat menarik Anda keluar dari badai untuk menemukan fajar baru. Gunakan kutipan pencegahan bunuh diri ini untuk membantu siapa pun melihat cahaya yang bisa dibawa hari esok.
- Ketika badai mengamuk di sekitar Anda, tutup mata Anda dan ingat hari-hari yang lebih cerah karena badai tidak pernah berlangsung selamanya. Matahari menemukan jalannya untuk bersinar lagi.
- Setiap langkah maju di jalan tergelap adalah satu langkah lebih dekat untuk menemukan saklar lampu.
- Saat nafas ini memohon untuk menjadi yang terakhir, ingatlah jutaan nafas yang telah kamu ambil untuk sampai pada saat ini. Kemudian bernapas satu lagi. Kekuatan adalah menemukan napas berikutnya.
- Luka terdalam membutuhkan waktu paling lama untuk sembuh. Beri diri Anda waktu untuk sembuh.
- Perahu Anda tidak terhenti di dalam air. Anda hanya perlu membuka layar agar angin dapat membantu Anda.
- Dalam sekejap, semuanya bisa berubah. Berikan momen itu kesempatan untuk bersinar.
- Kegagalan bukanlah akhir, ini adalah awal. Setiap kegagalan membawa peluang baru untuk sukses.
- Terkadang perlu melewati badai untuk menyadari keindahan permata di bawahnya.
- Kisah epik hari esok tidak dapat ditulis jika berakhir hari ini.
- Ketika Anda tidak dapat menemukan nilai Anda, mintalah bantuan orang-orang di sekitar Anda.
Kata-kata Pencegahan Bunuh Diri
Bunuh diri bukan tentang kematian. Ini tentang mengakhiri rasa sakit. Gunakan kata-kata pencegahan bunuh diri ini untuk menunjukkan kepada orang yang Anda cintai atau bahkan diri Anda sendiri, betapa istimewanya hidup Anda. Karena bunuh diri tidak mengakhiri rasa sakit Anda, kematian Anda mentransfernya ke orang yang paling Anda cintai.
- Dengan setiap fajar baru, kegelapan kemarin memudar menjadi terang hari ini.
- Bahkan ketika Anda tidak dapat melihat bintang-bintang dalam kegelapan, mereka masih bersinar di sekitar Anda.
- Anda harus mengalami rasa sakit untuk dapat menikmati kesenangan.
- Penting untuk diingat bahwa hidup Anda berharga bagi mereka yang mencintai Anda.
- Setiap perjalanan dimulai dengan mengambil langkah pertama ke depan.
- Ketika Anda tidak memiliki kekuatan untuk mengambil langkah lain, mintalah orang yang Anda cintai untuk menarik Anda.
- Batuan yang paling indah adalah yang telah melewati badai.
- Ketika beban dunia menahanmu, ingatlah keberanian untuk terus berjuang yang membuatmu sejauh ini.
- Tidak lemah untuk meminta bantuan. Ini seperti menggunakan senter ketika Anda tersesat dalam kegelapan.
- Ketika Anda bertanya-tanya apakah dunia ini membutuhkan Anda. Itu tidak. Ini membutuhkan keberanian Anda. Itu membutuhkan kekuatanmu. Itu membutuhkan kecantikan Anda. Dunia ini membutuhkanmu.
Kutipan Motivasi untuk Pencegahan Bunuh Diri
Gunakan kutipan pencegahan bunuh diri ini untuk menginspirasi orang-orang di sekitar Anda untuk memilih hidup. Tunjukkan pada orang-orang di sekitar Anda betapa berharganya hidup mereka.
- Anda telah berjuang melalui terlalu banyak hari kemarin untuk tidak melihat keindahan hari esok.
- Ketika hatimu kosong, temukan sesuatu yang kamu sukai untuk mengisinya.
- Dunia ini lebih indah dengan Anda di dalamnya.
- Memilih untuk hidup tidak pernah mudah, tetapi selalu berharga.
- Miliki kekuatan untuk menemukan alasan untuk hidup.
- Jauh lebih baik menari dalam hujan daripada membiarkannya menenggelamkanmu.
- Tidak ada kekuatan yang lebih besar daripada memilih untuk hidup.
- Ketika Anda memutar akar kehidupan Anda dengan orang lain, lebih mudah untuk mengatasi badai.
- Jika otak Anda menyuruh Anda untuk menyerah, bernapas saja. Dengan satu napas datang berikutnya. Gunakan itu untuk membawa Anda ke hari esok.
- Jika makna hidup Anda hilang, mintalah bantuan untuk menemukannya.
Pentingnya Kutipan Pencegahan Bunuh Diri
Kutipan pencegahan bunuh diri meningkatkan kesadaran akan bunuh diri dan pentingnya mencari bantuan melalui kesadaran kesehatan mental . Gunakan kutipan ini di media sosial Anda, di kartu, atau dalam pesan pribadi untuk membawa kesadaran atau untuk membantu teman atau anggota keluarga melihat betapa pentingnya kutipan itu bagi hidup Anda.
Jangan Katakan Itu Egois: Bunuh Diri Bukanlah Pilihan
Jangan Katakan Itu Egois: Bunuh Diri Bukanlah Pilihan – Lebih dari sebelumnya, orang-orang memahami bahwa merawat kesehatan mental kita sama pentingnya dengan merawat kesehatan fisik kita. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mematahkan stigma yang berkontribusi pada rasa malu yang tidak perlu dan kesalahpahaman tentang penyakit mental.
Jangan Katakan Itu Egois: Bunuh Diri Bukanlah Pilihan
samaritans-bristolcounty – Meskipun ada kemajuan dalam memahami bahwa kesulitan emosional bukanlah kekurangan pribadi atau tanda kelemahan, banyak yang terus percaya bahwa penyakit mental adalah akibat dari keputusan yang buruk. Misalnya, beberapa orang masih percaya bahwa terlibat dalam perilaku bunuh diri adalah “pilihan” pribadi. Hal ini sering diikuti oleh asumsi yang tidak adil bahwa “bunuh diri adalah suatu”egoispilihan.”
Seseorang mungkin bertanya dengan masuk akal, “Mengingat kehilangan dan rasa sakit yang tak tertahankan yang dirasakan oleh mereka yang ditinggalkan, bagaimana mungkin bunuh diri tidak dianggap egois?”
Pertama, kita sering meremehkan berapa banyak faktor yang berkontribusi pada hasil yang serumit dan final seperti bunuh diri. Mereka yang mengalami jenis rasa sakit emosional yang terkait dengan bunuh diri biasanya tidak ingin mati; mereka berharap untuk mengakhiri rasa sakit emosional yang tak tertahankan dan, seringkali, sumber daya yang memungkinkan mereka untuk bertahan tidak tersedia.
Baca Juga : Banyak Permasalahan Bunuh Diri yang Sering Terjadi Di Sekitar kita
Individu yang berjuang dengan pikiran untuk bunuh diri biasanya mengalami kesulitan berpikir secara fleksibel dan kemampuan mereka untuk melihat akhir dari rasa sakit dan kehidupan yang layak dijalani sangat terganggu.
Kedua, melihat bunuh diri sebagai pilihan mendorong kesalahpahaman bahwa orang yang terlibat dalam perilaku bunuh diri itu egois. Keegoisan telah didefinisikan oleh Merriam-Webster sebagai “mencari atau berkonsentrasi pada keuntungan sendiri, kesenangan, atau kesejahteraan tanpa memperhatikan orang lain.” Bunuh diri tidak menghasilkan kesenangan, keuntungan atau kesejahteraan. Orang-orang yang mengakhiri hidup mereka sendiri biasanya merasa seperti beban bagi orang lain atau mengalami rasa sakit emosional yang hebat yang membebani kapasitas mereka untuk melanjutkan hidup. Membuat orang lain merasa bersalah biasanya adalah hal terjauh dari pikiran mereka.
Ketiga, pilihan biasanya melibatkan pembuatan pilihan berdasarkan beberapa faktor atau preferensi. Sayangnya, ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang rasional dan menguatkan kehidupan adalah ciri khas dari pemikiran untuk bunuh diri. Rasa sakit emosi yang intens, keputusasaan, dan pandangan negatif yang menyempit tentang masa depan mengganggu pengambilan keputusan yang seimbang. Seseorang mungkin percaya bahwa mereka membuat keputusan terbaik di antara pilihan mereka, tetapi itu tentu saja tidak mencerminkan semua pilihan yang mungkin. Apa yang membuat ini lebih menantang adalah bahwa pilihan-pilihan itu mungkin tidak dapat diakses sampai krisis telah teratasi.
Ini adalah beberapa variabel tambahan yang memengaruhi apakah bunuh diri terjadi – sedikit di antaranya yang berkaitan dengan pilihan:
Akses ke sarana yang sangat mematikan selama krisis, seperti senjata api
Ketersediaan dan kesadaran akan krisis mendukung untuk menunda tindakan – koneksi pribadi dan komunitas mempengaruhi apakah seseorang memiliki kesempatan untuk menemukan harapan dan pemulihan
Mengapa membingkai ulang bunuh diri sebagai sesuatu yang berbeda dari “pilihan” penting? Itu penting karena mereka yang berjuang dengan pikiran untuk bunuh diri membutuhkan kita semua untuk memahami bahwa mereka tidak ingin berada di tempat yang sangat menyakitkan. Mereka biasanya lebih suka hidup dan hidup tanpa rasa sakit itu, dan melihat kondisi dan perilaku mereka sebagai pilihan hanya menambah beban yang sudah mereka pikul.
Dibutuhkan latihan untuk berempati dengan seseorang yang merasa kematian adalah pilihan yang lebih baik daripada hidup pada saat tertentu. Seseorang harus mampu menahan diri dari penilaian, memahami bahwa bunuh diri bukanlah kelemahan pribadi atau “kesalahan” seseorang, dan menyadari bahwa bunuh diri seringkali merupakan produk dari variabel kesehatan mental dan lingkungan yang tidak sepenuhnya kita pahami.
Mungkin sulit bagi kita untuk mendekati rasa sakit yang luar biasa seperti itu dengan rasa belas kasih dan rasa ingin tahu. Kami lebih suka mengandalkan penjelasan sederhana seperti “jika kami baru saja melakukan ini,” “jika orang tua telah melakukan pekerjaan yang lebih baik,” atau “jika dia tidak diganggu.” Bunuh diri hampir selalu lebih kompleks dari itu, tetapi karena jawabannya sulit dipahami dan trauma serta kehilangan tetap ada selama bertahun-tahun, kami mencari kejelasan.
Stigma dan diskriminasi membuat kecil kemungkinan mereka yang mendapat manfaat dari perawatan kesehatan mental menerimanya. Terlalu banyak orang menyalahkan diri mereka sendiri karena merasa tertekan atau seperti hidup tidak lagi layak dijalani – mereka berjuang untuk hidup kaya dan bermakna karenanya.
Kita perlu mengurangi, bukan menambah, beban mereka yang berjuang dengan pikiran untuk bunuh diri. Meruntuhkan stigma adalah kunci untuk membuka percakapan, mendapatkan bantuan, dan bangkit dari perjuangan itu. Mari berkomitmen untuk melihat orang-orang yang mengalami krisis emosional sama seperti mereka yang mengalami cedera fisik – dengan perhatian, kasih sayang, dan rencana untuk pemulihan.
Pemicu Seseorang ingin bunuh diri
samaritans-bristolcounty – Bunuh diri sering kali menjadi pilihan terakhir ketika dia merasa tidak bisa menyelesaikan masalah hidup. Namun, tidak demikian. Anda dapat menghindari masalah bunuh diri di daerah Anda dengan mengetahui identitas dan pemicu seseorang yang ingin mengakhiri hidupnya.
Pemicu Seseorang ingin bunuh diri – Realitas bunuh diri, reaksi orang terhadap masalah berbeda. Beberapa orang optimis ketika menghadapi banyak masalah. Beberapa putus asa dan tidak kompeten dan merasa bahwa hidup mereka tidak lagi berarti. Reaksi seseorang dipengaruhi oleh seberapa kuat pengalaman psikologis orang tersebut.
Pemicu Seseorang ingin bunuh diri
Psikologi dari orang dapat dibentuk dari cara mereka menjalani hidup. Jika dia sering menghadapi masalah dan bisa mengatasinya, dia mungkin menjadi pria yang kuat dan ingin berjuang untuk bertahan hidup.
Pada saat itu, jika dia adalah orang yang sering merasakan kekalahan kedua belas dan merasa putus asa, ini juga dapat memicu bunuh diri.
Belum lagi tekanan kendala sosial seperti bullying yang berujung pada tekanan psikologis, bukan hanya perasaan bahwa hidup disamakan dengan orang lain dan tidak dihakimi. Tekanan mental yang tidak dikelola dengan baik menyebabkan stres psikologis dalam diri seseorang.
Stres mental mengarah pada ide bunuh diri. Topik ini tidak lagi tabu. Berdasarkan informasi rekomendasi Kementerian Sosial Republik Indonesia, pada tahun 2015 terdapat 810 masalah bunuh diri di Indonesia.
Apa yang membuat seseorang bunuh diri?
Keinginan untuk menyerahkan hidup dapat didasarkan pada aspek-aspek berikut:
1. Depresi
Stres psikologis adalah penyakit atau tekanan mental, tetapi sulit untuk mengenali atau mengenali tanda-tandanya. Seringkali orang tahu bahwa sesuatu tidak dilakukan sendiri, tetapi mereka tidak tahu bagaimana keluar dari masalah. Begitu pula ketika seseorang sedang sedih dan selalu tertutup, mungkin banyak yang beranggapan bahwa berteman adalah karakter orang yang malas atau bahkan cuek.
Stres mental sering membuat orang khawatir ketika mereka tidak lagi mencintai mereka, menangis seumur hidup, atau bahkan berpikir bahwa tidak ada yang akan terluka ketika mereka mati.
2. Ada perilaku impulsif
Impulsif berarti melaksanakan sumber dorongan batin (impulsivitas). Impulsif tidak semuanya buruk, selalu ada bagian yang baik. Banyak orang impulsif dapat melakukan sesuatu pada saat itu, tetapi orang impulsif umumnya riang dan berani. Sayangnya, sikap impulsif ini bisa menjadi ancaman, ditambah dengan munculnya roh negatif yang berisiko membuatnya percaya bahwa sambaran petir akan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
3. Masalah Sosial
Beberapa orang bersumpah untuk tidak bunuh diri. Sayangnya, orang tersebut selamat dan tidak bisa keluar dari masalah sosial yang dialaminya, sehingga mereka menyimpulkan bahwa mereka telah melakukan bunuh diri.
Isu-isu sosial seperti isolasi, intimidasi, dan pengkhianatan dapat menjadi faktor yang membayangkan orang mengakhiri hidup mereka. Beberapa orang berpikir bahwa melukai diri sendiri dapat menyadarkan banyak orang yang telah mereka sakiti.
Baca Juga : Pencegahan Bunuh Diri : Cara Membantu Seseorang yang Beresiko Bunuh Diri
4. Filosofi Kematian
Beberapa orang memiliki filosofi yang berbeda tentang kematian. Selain itu, ungkapan “orang yang bunuh diri tidak ingin mengakhiri hidupnya, tetapi ingin mengakhiri rasa sakit yang dialaminya” berakhir. Nyeri di sini dapat merujuk pada rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit yang tidak dapat diubah.
Banyak dari orang-orang ini tidak dalam keadaan stres mental. Menyadari bahwa mereka tidak memiliki kesempatan dalam hidup, mereka bergegas untuk memilih takdir mereka untuk menghentikan rasa sakit.
5. Tekanan Psikologis Lainnya
Studi otopsi psikologis menunjukkan bahwa dalam kasus bunuh diri, 90% dari mereka yang melakukan bunuh diri memiliki satu atau lebih penilaian tekanan psikologis. Diketahui juga bahwa 1 dari 20 orang yang menderita skizofrenia akan mengakhiri hidupnya. Masalah bunuh diri juga terlihat pada keanehan gangguan kepribadian antisosial, borderline, dan narsistik.
Aspek lain yang perlu dipertimbangkan:
Pengalaman buruk yang menyebabkan trauma
Guncangan yang terjadi dalam waktu kecil dapat terjadi karena sifat dasar kewarasan seseorang. Sebagai kesimpulan, saya ingin menekankan bahwa sulit untuk melepaskan diri dari keterkejutan. Syok adalah membatasi seseorang, terutama ketika dia tidak bisa memaafkan hal-hal buruk yang terjalin dalam dirinya dan tidak dapat mengembalikan kerak pada dirinya sendiri. Akibat kematiannya, ia bunuh diri.
Aspek Genetik
Sejarah genetik reproduksi dapat menyebabkan bunuh diri. Jika Anda memiliki anggota keluarga yang melakukan bunuh diri, Anda perlu melatih adanya berpikir positif ketika Anda memiliki masalah serius atau positif dalam situasi apa pun.
Karakteristik orang yang ingin bunuh diri
Karakteristik orang yang ingin bunuh diri dapat diamati ketika sikap anggota keluarga dan kerabat berubah. Orang tersebut mungkin tidak dapat mengalami masalah dan mungkin masih mencari bantuan.
Orang dengan ide bunuh diri memiliki beberapa karakteristik, seperti dosis obat.
Anda tidak dapat memperhatikan topik favorit Anda,
Anda dapat berinteraksi atau memposting sesuatu.
Perubahan ekstrim dalam suasana internal dari kesedihan ke saat-saat kegembiraan, seperti asumsi “Saya tidak ingin semua ini terjadi ketika saya tidak” atau “Saya ingin menjadi lebih baik tanpa saya”
Dialog tentang kematian dan bunuh diri
Sementara itu, seseorang yang Mengekspresikan kehidupan yang damai di Jepang tidak memiliki konsep untuk pergi kemana-mana.
Stres mental berat yang menyebabkan gangguan tidur
Bagaimana penanganannya?
Setiap masalah memiliki solusi Tidak peduli seberapa sulitnya, kasusnya pasti terselesaikan. Yang harus Anda lakukan ketika Anda atau saudara Anda menghadapi tanda-tanda penghinaan diri adalah mencari dorongan yang kredibel dan menemui terapis.
Pencegahan Bunuh Diri : Cara Membantu Seseorang yang Beresiko Bunuh Diri
Pencegahan Bunuh Diri : Cara Membantu Seseorang yang Beresiko Bunuh Diri – Pandemi telah mengambil korban emosional yang berat pada banyak orang, dan jika Anda mengenal seseorang yang berjuang dengan keputusasaan, depresi, atau pikiran untuk bunuh diri, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana cara membantu.
Pencegahan Bunuh Diri : Cara Membantu Seseorang yang Beresiko Bunuh Diri
samaritans-bristolcounty – Banyak orang Amerika khususnya anak-anak dan remaja mendapati perasaan ini semakin memburuk selama pandemi. Departemen gawat darurat rumah sakit melihat peningkatan antara Maret dan Oktober dalam jumlah anak-anak dalam krisis kesehatan mental.
Kebanyakan orang Amerika yang baru -baru ini disurvei mengatakan bahwa mereka memahami bahwa bunuh diri dapat dicegah dan bahwa mereka akan bertindak untuk membantu seseorang yang mereka kenal yang berisiko.
Namun banyak dari kita takut untuk melakukan hal yang salah. Faktanya, Anda tidak perlu menjadi profesional terlatih untuk membantu, kata Doreen Marshall , psikolog dan wakil presiden program di American Foundation for Suicide Prevention.
“Setiap orang memiliki peran dalam pencegahan bunuh diri,” katanya. Tetapi “kebanyakan orang menahan diri. Kami sering berkata, ‘Percayalah pada naluri Anda. Jika Anda mengkhawatirkan seseorang, ambillah langkah itu.’ “
Dan langkah pertama itu dimulai dengan menjangkau, kata Marshall. Ini mungkin tampak seperti hal kecil, tetapi orang-orang yang selamat dari percobaan bunuh diri dan para ahli bunuh diri mengatakan, itu bisa sangat membantu.
Tindakan koneksi yang sederhana sangat kuat, kata Ursula Whiteside , seorang psikolog dan anggota fakultas di Fakultas Kedokteran Universitas Washington.
Baca Juga : Berbicara Tentang 13 Alasan Mengapa & Remaja Bunuh Diri: Tips untuk Orang Tua
“Mewaspadai satu sama lain secara umum mengurangi risiko [bunuh diri],” kata Whiteside. “Karena orang yang merasa terhubung lebih kecil kemungkinannya untuk bunuh diri.”
Dan “semakin cepat Anda menangkap seseorang,” tambahnya, “semakin sedikit mereka harus menderita.”
Berikut adalah sembilan hal yang dapat Anda lakukan yang dapat membuat perbedaan.
1. Kenali tanda-tanda peringatan
Tanda-tanda risiko bunuh diri yang harus diperhatikan termasuk perubahan suasana hati dan perilaku, kata Marshall.
“Misalnya, seseorang yang biasanya menjadi bagian dari suatu kelompok atau aktivitas dan Anda menyadari bahwa mereka berhenti muncul,” jelas Marshall. “Seseorang yang biasanya cukup pemarah dan Anda lihat mereka mudah frustrasi atau marah.”
Jika Anda hanya melihat orang yang Anda cintai secara virtual karena pandemi, perhatikan apakah mereka juga mulai menarik diri dari ruang virtual, kata Whiteside.
Mungkin “mereka tidak menanggapi panggilan telepon atau mereka tidak bergabung dalam panggilan dengan keluarga atau mereka tidak di media sosial,” katanya. “Itulah satu kali masuk akal untuk penasaran tentang apa yang terjadi dengan teman Anda — ketika orang-orang mulai menghilang.”
Tanda-tanda lain termasuk merasa tertekan, cemas, mudah tersinggung atau kehilangan minat pada sesuatu.
Perhatikan juga kata-kata seseorang.
“Mereka mungkin berbicara tentang keinginan untuk mengakhiri hidup mereka atau tidak melihat tujuan atau ingin pergi tidur dan tidak pernah bangun,” kata Marshall. “Itu adalah tanda-tanda bahwa mereka mungkin berpikir tentang [bunuh diri]. Ini mungkin ditulis sebagai kebutuhan untuk menjauh, atau melarikan diri dari rasa sakit.”
Menurut AFSP, orang yang bunuh diri sering menunjukkan kombinasi dari tanda-tanda peringatan ini.
Dan tanda-tandanya bisa berbeda untuk orang yang berbeda, kata Madelyn Gould , seorang profesor epidemiologi di bidang psikiatri di Universitas Columbia yang mempelajari bunuh diri dan pencegahan bunuh diri.
“Bagi sebagian orang, mungkin mulai mengalami kesulitan tidur,” katanya. Orang lain mungkin dengan mudah merasa terhina atau ditolak.
“Masing-masing dari hal-hal ini dapat menempatkan [seseorang] lebih berisiko,” jelas Gould, “Sampai pada titik tertentu, [mereka] tidak memegang kendali lagi.”
2. Jangkau dan tanyakan, “Apakah Anda baik-baik saja?”
Jadi, apa yang Anda lakukan ketika Anda melihat seseorang sedang berjuang dan Anda takut mereka mungkin akan mempertimbangkan untuk bunuh diri?
Jangkau, laporkan, dan tunjukkan bahwa Anda peduli, kata pakar pencegahan bunuh diri.
“Sifat alami seseorang yang berjuang dengan bunuh diri dan depresi, [adalah] bahwa mereka tidak mungkin menjangkau,” kata Marshall. “Mereka merasa seperti beban bagi orang lain.”
Orang yang memiliki pikiran untuk bunuh diri sering merasa terjebak dan sendirian, jelas DeQuincy Lezine , seorang psikolog dan anggota dewan direktur American Association of Suicidology . Dia juga selamat dari upaya bunuh diri.
Ketika seseorang menjangkau dan menawarkan dukungan, itu mengurangi rasa keterasingan seseorang, jelasnya.
“Bahkan jika Anda tidak dapat menemukan kata yang tepat [untuk diucapkan], aspek yang dipedulikan seseorang membuat perbedaan besar,” kata Lezine.
Pertanyaan seperti “Apakah Anda baik-baik saja?” dan pernyataan seperti “Jika Anda membutuhkan sesuatu, beri tahu saya” adalah gerakan dukungan sederhana yang dapat berdampak besar pada seseorang yang mengalami sakit emosional, jelas Julie DeGolier, asisten medis di Seattle dan penyintas upaya bunuh diri. Hal ini dapat mengganggu spiral negatif yang dapat menyebabkan krisis.
Situs web National Suicide Prevention Lifeline memiliki daftar yang harus dan tidak boleh dilakukan ketika mencoba membantu seseorang yang berisiko.
3. Langsung: Tanyakan tentang bunuh diri
“Kebanyakan orang takut untuk bertanya tentang bunuh diri, karena mereka [berpikir] tidak ingin memikirkannya,” kata Marshall. “Tapi tidak ada penelitian yang mendukung itu.”
Sebaliknya, dia dan pakar pencegahan bunuh diri lainnya mengatakan mendiskusikan bunuh diri secara langsung dan penuh kasih dengan orang yang berisiko adalah kunci untuk mencegahnya.
Seseorang dapat mengajukan pertanyaan langsung seperti, “Apakah Anda pernah berpikir untuk bunuh diri?” kata Marshall.
Pertanyaan yang lebih umum seperti, “Apa pendapat Anda tentang orang yang bunuh diri?” juga dapat membuka percakapan tentang bunuh diri, kata Gould. “Sekarang mereka membicarakannya, ketika Anda mungkin tidak pernah melakukan percakapan sebelumnya.”
4. Nilai risiko dan jangan panik: Perasaan ingin bunuh diri tidak selalu darurat
Katakanlah orang yang dicintai mengaku kepada Anda bahwa mereka telah berpikir untuk bunuh diri, apa yang Anda lakukan?
“Jangan biarkan diri Anda panik,” kata Whiteside.
Orang sering percaya bahwa seseorang yang mempertimbangkan untuk bunuh diri perlu dilarikan ke rumah sakit. Tapi “tidak semua orang yang mengungkapkan pikiran ini perlu dirawat di rumah sakit segera,” kata Marshall.
Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang pernah memiliki pikiran untuk bunuh diri tidak memiliki pikiran yang terlalu kuat yang mungkin mendorong mereka untuk mencoba, jelas Whiteside. Dengan kata lain, lebih banyak orang yang mengalami pikiran untuk bunuh diri daripada mengambil tindakan.
Tapi bagaimana Anda tahu apakah situasi orang yang Anda cintai adalah krisis langsung?
Whiteside menyarankan untuk mengajukan pertanyaan langsung seperti: “Apakah Anda berpikir untuk bunuh diri besok atau lebih?” dan “Seberapa kuat dorongan itu?”
Untuk membantu percakapan ini, psikiater di Universitas Columbia telah mengembangkan Protokol Columbia, yang merupakan alat penilaian risiko yang diambil dari skala penilaian keparahan bunuh diri berbasis penelitian mereka. Ini memandu Anda melalui enam pertanyaan untuk menanyakan orang yang Anda cintai tentang apakah mereka memiliki pemikiran tentang bunuh diri dan tentang cara bunuh diri dan apakah mereka telah menyusun rincian tentang bagaimana mereka akan melaksanakan rencana mereka.
Seseorang yang memiliki rencana berada pada risiko tinggi untuk melaksanakannya — menurut Pusat Sumber Daya Pencegahan Bunuh Diri , sekitar 38 persen orang yang telah membuat rencana terus berusaha.
5. Jika sedang krisis, bertahanlah
Jadi bagaimana jika Anda telah menilai risiko dan Anda takut orang yang Anda cintai berada dalam krisis langsung? Pertama, minta mereka untuk menunda sekitar satu atau dua hari, kata Whiteside, pada saat yang sama “memvalidasi dan lembut.”
Jenis emosi intens yang mungkin membuat seseorang bertindak berdasarkan dorongan hati, “biasanya teratasi atau dapat dikelola dalam waktu kurang dari 24 atau 48 jam,” katanya. Jika Anda bisa, tawarkan untuk tinggal bersama mereka selama jangka waktu tersebut, tambahnya. Atau, jika sulit karena pandemi, tawarkan untuk hadir secara virtual melalui video call. Jika tidak, bantu mereka menemukan dukungan sosial atau bantuan medis lainnya. Mereka seharusnya tidak sendirian pada saat-saat krisis ini.
Tanyakan apakah mereka memiliki cara untuk melukai diri mereka sendiri dan bekerja dengan mereka untuk menghilangkan hal-hal itu dari lingkungan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa menghapus atau membatasi akses ke sarana mengurangi kematian akibat bunuh diri.
National Suicide Prevention Lifeline menawarkan panduan ini untuk lima langkah tindakan yang harus diambil jika seseorang yang Anda kenal dalam bahaya.
Jika Anda tidak merasa percaya diri untuk membantu seseorang melewati masa krisis, hubungi National Suicide Prevention Lifeline , kata Gould.
6. Dengarkan dan tawarkan harapan
Jika orang tersebut tidak dalam risiko langsung, masih penting untuk mendengarkan mereka, kata orang yang selamat dari upaya bunuh diri seperti Lezine dan DeGolier.
“Hal terbesar adalah mendengarkan dengan cara berpikiran terbuka, tidak menghakimi,” kata DeGolier.
“Jangan memberi tahu seseorang apa yang harus dilakukan. Mereka ingin didengar, agar perasaan mereka diakui.”
Langkah selanjutnya adalah menawarkan harapan, kata Whiteside. Ini membantu untuk mengatakan hal-hal seperti, “Saya tahu seberapa kuat Anda. Saya telah melihat Anda melewati hal-hal sulit. Saya pikir kita bisa melewati ini bersama-sama,” jelasnya.
Salah satu teman terdekat Lezine di perguruan tinggi melakukan hal itu selama fase bunuh diri, katanya.
“Untuk satu hal, dia tidak pernah kehilangan kepercayaan pada saya,” kata Lezine. “Dia selalu percaya saya memiliki kehidupan positif yang mungkin dan saya akan mencapai hal-hal baik.”
Dia mengatakan imannya padanya membuatnya tidak menyerah pada keputusasaannya sepenuhnya.
“Memiliki seseorang, orang kepercayaan yang benar-benar percaya sebagai seseorang pada kemampuan [saya] untuk melakukan sesuatu yang berarti dalam hidup” berperan penting dalam pemulihannya, katanya.
7. Bantu orang yang Anda cintai membuat rencana keselamatan
Ketika seseorang tidak dalam risiko langsung mencoba bunuh diri, inilah saat yang tepat untuk berpikir tentang mencegah krisis di masa depan.
“Di situlah kami ingin menjadikan pencarian bantuan dan strategi koping adaptif sebagai praktik,” kata Gould.
Pakar pencegahan bunuh diri menyarankan orang mengembangkan apa yang dikenal sebagai rencana keamanan, yang menurut penelitian dapat membantu mengurangi risiko bunuh diri. Ini adalah rencana sederhana tentang cara mengatasi dan mendapatkan bantuan ketika krisis melanda, dan biasanya, orang yang berisiko dan penyedia kesehatan mental mereka membuatnya bersama, tetapi anggota keluarga atau teman juga dapat membantu.
Yayasan Amerika untuk Pencegahan Bunuh Diri memiliki template untuk membuat rencana keselamatan . Ini termasuk membuat daftar pemicu orang tersebut dan tanda-tanda peringatan dari krisis yang akan datang, orang-orang yang mereka rasa nyaman untuk dihubungi untuk mendapatkan bantuan dan kegiatan yang dapat mereka lakukan untuk mengalihkan perhatian mereka selama waktu itu — dapat berupa sesuatu yang sederhana seperti menonton film lucu.
Perencanaan keselamatan termasuk membantu orang yang Anda cintai membuat lingkungan mereka lebih aman. Ini termasuk percakapan tentang cara yang akan mereka gunakan saat mempertimbangkan untuk bunuh diri, dan merupakan salah satu langkah terpenting untuk mencegah bunuh diri , kata Marshall.
“Jika Anda bertanya pikiran macam apa yang Anda miliki, mereka mungkin memberi tahu Anda artinya,” katanya.
Jika mereka tidak memberikan informasi itu secara sukarela, ada baiknya menanyakan langsung kepada mereka, tambahnya. Begitu mereka mengatakan sarana apa yang mereka pikirkan untuk digunakan, seseorang dapat berdiskusi dengan mereka bagaimana membatasi akses mereka ke sana.
“Semakin banyak waktu dan ruang yang dapat Anda tempatkan di antara orang tersebut dan melukai diri mereka sendiri, semakin baik,” kata Marshall. “Jika ini adalah seseorang yang merupakan pemilik senjata api, Anda dapat berbicara dengan mereka untuk memastikan mereka tidak memiliki akses yang siap untuk senjata api di saat-saat krisis.”
Berbicara Tentang 13 Alasan Mengapa & Remaja Bunuh Diri: Tips untuk Orang Tua
Berbicara Tentang 13 Alasan Mengapa & Remaja Bunuh Diri: Tips untuk Orang Tua – Ketika serial Netflix “13 Reasons Why” ditayangkan perdana pada tahun 2017, dengan cepat menjadi salah satu acara yang paling banyak ditonton—dan paling kontroversial—yang ditujukan untuk pemirsa remaja.
Berbicara Tentang 13 Alasan Mengapa & Remaja Bunuh Diri: Tips untuk Orang Tua
samaritans-bristolcounty – Dengan musim ketiganya yang diharapkan akan dirilis pada tahun 2019, serial ini terus memicu perdebatan tentang bagaimana acara tersebut menggambarkan bunuh diri remaja dan kemungkinan efeknya pada pemirsa.
Meningkatkan Kesadaran dan Risiko?
Drama ini berpusat pada seorang siswa sekolah menengah yang meninggal karena bunuh diri dan meninggalkan 13 kaset audio untuk orang-orang yang dia salahkan atas tindakannya.
Penggemar serial ini mengatakan bahwa itu meningkatkan kesadaran yang sangat dibutuhkan tentang bunuh diri remaja, yang saat ini menjadi penyebab kematian kedua untuk anak-anak dan remaja berusia 10 hingga 24 tahun. Selain penggambaran grafis tentang bunuh diri, acara ini juga berfokus pada perundungan dan perundungan di dunia maya, minuman keras di bawah umur, kekerasan seksual, senjata di rumah, kekerasan di sekolah, dan topik-topik lain yang layak didiskusikan.
Baca Juga : Penyebab dan Pengobatan Depresi
Tetapi beberapa ahli memperingatkan pertunjukan itu mungkin lebih berbahaya daripada kebaikan. Meskipun serial ini fiksi, remaja bisa impulsif dan emosional. Menonton karakter yang memutuskan untuk bunuh diri mungkin memicu mereka untuk melakukan hal yang sama. Setelah acara itu dirilis, para profesional medis dan kesehatan mental melaporkan para remaja membuat daftar 13 alasan mereka sendiri mengapa mereka ingin bunuh diri. Beberapa keluarga mengatakan mereka percaya pertunjukan itu memicu anak-anak mereka untuk benar-benar mengambil nyawa mereka.
Menurut hasil survei remaja tahun 2017 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit :
- 32% siswa sekolah menengah mengalami perasaan sedih atau putus asa yang berkelanjutan
- 17% mengatakan mereka serius mempertimbangkan untuk mencoba bunuh diri.
- 14% membuat rencana bunuh diri
- 7% mencoba bunuh diri
Apakah Bunuh Diri “Menular?”
Penelitian menunjukkan bahwa paparan bunuh diri teman sebaya sebenarnya dapat memiliki efek “menular” terutama di antara anak berusia 12 hingga 13 tahun. Setelah meninjau lebih dari 50 penelitian internasional, sekelompok organisasi media dan kesehatan utama mengembangkan rekomendasi yang menyarankan agar tidak “menyajikan bunuh diri sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu, seperti balas dendam atau pengakuan,” atau “mengagungkan bunuh diri atau orang yang melakukan bunuh diri.”
Bisakah paparan bunuh diri karakter fiksi juga memiliki efek “peniru”?
Sejak pemutaran perdana “13 Reasons Why”, para peneliti telah mencoba menjawab pertanyaan itu. Di antara temuan:
– Beberapa hari setelah pemutaran perdana “13 Reasons Why”, para peneliti menemukan lonjakan signifikan dalam penelusuran internet menggunakan istilah seperti “cara bunuh diri” dan “cara bunuh diri”.
– Sebuah studi lebih baru yang didanai oleh National Institutes of Health menemukan peningkatan 29% dalam bunuh diri di kalangan remaja AS antara usia 10-17 setelah rilis musim 1. Pada April 2017, bulan setelah Netflix merilis semua 13 episode untuk streaming, tingkat bunuh diri remaja dalam kelompok usia ini mencapai tingkat tertinggi dalam 19 tahun. Itu tetap tinggi sepanjang tahun, dengan 195 kasus bunuh diri dilaporkan dalam kelompok usia ini daripada yang diperkirakan.
– Studi baru lainnya menemukan bahwa siswa berusia antara 18-29 tahun yang menonton seluruh musim kedua acara tersebut memiliki lebih sedikit pikiran untuk bunuh diri dan minat yang lebih besar untuk membantu seseorang yang merasa ingin bunuh diri daripada mereka yang tidak menonton episode apa pun; namun, para peneliti juga menemukan siswa yang menonton hanya sebagian dari season 2 menunjukkan risiko bunuh diri yang lebih tinggi dan kurang optimis tentang masa depan.
Cara Membantu Remaja Memproses Pertunjukan dengan Cara yang Aman & Sehat:
Terlepas dari kekhawatiran tentang “13 Alasan Mengapa”, acara tersebut dapat berfungsi sebagai alat pengajaran yang kuat dengan bimbingan orang dewasa yang terinformasi dan terinformasi dari orang tua, guru, pemimpin spiritual, dan orang lain yang bekerja dengan remaja.
Yang dapat dilakukan orang tua:
– Peninjauan bersama . Pedoman penggunaan media AAP mendorong orang tua untuk menonton bersama program dengan anak-anak mereka dan mendiskusikan apa yang mereka lihat. Ini sangat penting untuk acara seperti “13 Alasan Mengapa” dengan tema yang sulit untuk diproses dan mudah disalahartikan.
Menonton acara tersebut bersama-sama memungkinkan orang tua berhenti sejenak dan menunjukkan contoh perundungan di dunia maya, misalnya. Kemudian orang tua dapat menanyakan apakah anak mereka pernah melihatnya terjadi di sekolah, bagaimana reaksinya, dan apa yang harus dilakukan jika hal itu terjadi lagi.
Anak-anak dalam kelompok yang berisiko lebih tinggi untuk pikiran dan tindakan bunuh diri tidak boleh menonton pertunjukan sendirian, kata Cora Breuner, MD, MPH, FAAP, ketua Komite American Academy of Pediatrics (AAP) untuk Remaja. Ini termasuk anak-anak dengan riwayat keluarga bunuh diri, riwayat pelecehan fisik atau seksual, gangguan mood, dan penggunaan narkoba dan alkohol, dan/atau mereka yang mengidentifikasi diri sebagai lesbian, gay, biseksual, transgender, atau interogasi.
– Membahas realitas vs. fiksi . Jelaskan bahwa acara tersebut memberikan pandangan yang tidak realistis tentang bantuan yang tersedia bagi remaja yang mungkin merasa ingin bunuh diri. Secara khusus, kurangnya perawatan kesehatan mental yang efektif yang diberikan kepada karakter utama, Hannah Baker, meresahkan dan tidak realistis.
Statistik menunjukkan bahwa sebagian besar waktu, remaja dengan pikiran dan perilaku bunuh diri berada dalam cengkeraman penyakit mental yang dapat diobati, seperti depresi . Dalam acara itu, Hannah menyuarakan tanda- tanda peringatan bunuh diri yang jelas kepada konselor bimbingan sekolahnya. Namun, konselor gagal menghubungkannya dengan profesional dan sumber daya lain untuk mendapatkan bantuan dan menyuruhnya untuk “move on”. Kritikus mengatakan ini mengirimkan pesan berbahaya bahwa orang dewasa tidak dapat membantu.
– Mainkan dengan aman . Jika anak remaja Anda benar-benar menonton acara tersebut, usahakan ekstra untuk mengawasinya sedikit lebih dekat setelahnya—dengan cara yang penuh perhatian dan penuh perhatian. Ketahui tanda-tanda depresi, seperti menarik diri dari teman atau keluarga, makan atau kurang tidur atau lebih, atau kehilangan minat untuk melakukan aktivitas.
Jika Anda memiliki senjata di rumah , pastikan senjata itu disimpan tanpa muatan dan terkunci terpisah dari amunisi. Studi telah menemukan risiko bunuh diri adalah 4 sampai 10 kali lebih tinggi di rumah dengan senjata daripada mereka yang tidak.
Dan meskipun Hannah Baker menggunakan metode yang berbeda untuk mengakhiri hidupnya, bunuh diri dengan senjata api sekarang menjadi penyebab kematian kedua di kalangan remaja 15-19. Lebih dari 80% senjata yang digunakan dalam upaya bunuh diri remaja disimpan di rumah korban, kerabat, atau teman.
– Jangan berasumsi anak Anda tidak menonton . “13 Reasons Why” diberi peringkat TV-MA (Pemirsa Dewasa), sesuai untuk usia 17 tahun ke atas, untuk kekerasan grafis, aktivitas seksual eksplisit, dan bahasa kasarnya.
Namun pejabat sekolah dan dokter anak mengatakan bahwa mereka mempelajari anak-anak semuda usia sekolah dasar yang menonton acara tersebut secara berlebihan—terkadang tanpa sepengetahuan orang tua, karena acara tersebut dapat disiarkan secara pribadi di ponsel, tablet, dan komputer mereka. Orang tua sering terkejut mengetahui anak mereka telah menonton serial tersebut.
Sebagai orang tua, adalah tugas Anda untuk menasihati anak-anak dan remaja Anda tentang penggunaan media yang cerdas dan aman. Dr. Breuner mengatakan dia juga bertanya kepada pasiennya (dan orang tua mereka) berapa banyak waktu yang mereka habiskan di layar dan acara mana yang mereka tonton.
Penyebab dan Pengobatan Depresi
samaritans-bristolcounty – Depresi adalah masalah atmosfer internal yang menyebabkan orang merasa sedih dan terganggu. Situasi ini lebih dari sekadar perasaan sedih yang secara alami dirasakan oleh banyak orang dalam keadaan pikiran yang segar. Hal ini karena sangat sulit untuk menghilangkan perasaan sedih dan akhirnya menghilang dalam bayang-bayang. Sebutan lain dari psikosis ini adalah depresi mayor atau klinis, yang mempengaruhi emosi, pandangan, dan sikaep yang dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik.
Orang yang menderita mungkin merasa sulit untuk menjalani kehidupan sehari-hari yang normal karena mereka merasa bahwa hidup tidak pantas untuk mereka.
Penyebab dan Pengobatan Depresi
Seberapa umum situasi ini?
Penyebab dan Pengobatan Depresi – Depresi adalah situasi umum di antara orang-orang. Studi menunjukkan bahwa kondisi ini terjadi pada 80% orang di beberapa titik dalam kehidupan dan dapat terjadi pada usia berapa pun. Depresi lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
Jenis-jenis depresi
Ada banyak cara untuk mengatasi masalah mood ini. Jenis depresi yang lebih spesifik yang diadopsi oleh Mayo Clinic dan National Institute of Psychological Hygiene adalah:
Masalah kecemasan adalah kecemasan anomali atau kebingungan tentang kemungkinan peristiwa.
Bentuk kompleks dari depresi adalah depresi simultan dan kecanduan dengan peningkatan harga diri, percakapan yang berlebihan, dan peningkatan energi.
Kehadiran melankolis adalah paksaan dari suasana batin yang berat yang meminimalkan daya tarik terhadap situasi yang menarik. Tidak hanya itu, saya merasa mual di pagi hari, nafsu makan saya berubah drastis, dan saya merasa bersalah.
Bentuk atipikal saat menjawab situasi menarik membuat Anda merasa bahagia, tetapi itu bersifat sementara.
Depresi adalah jenis gangguan psikotik yang dikaitkan dengan delusi dan bayangan yang mungkin terkait dengan citra diri negatif.
Catatonia adalah depresi dengan aktivitas motorik dengan perilaku yang tidak terselesaikan tanpa tujuan.
Onset perinatal adalah depresi yang berkembang selama kehamilan atau depresi pascapersalinan.
Pola musiman, juga dikenal sebagai gangguan afektif musiman (SAD), adalah keterbatasan atmosfer internal yang dipengaruhi oleh berlalunya waktu dan berkurangnya insolasi.
Gangguan bipolar adalah gangguan internal yang menyebabkan seseorang mengalami adegan keasyikan, depresi, dan hipomania.
Sembelit Depresi atau distimia adalah rasa malu yang berlangsung selama dua tahun.
Beberapa gangguan kejiwaan lainnya ditandai dengan depresi, sejenis gangguan siklotimik, disregulasi suasana hati yang parah, dan gangguan disforik pramenstruasi.
Tanda dan Gejala Depresi
Penyakit mental ini hanya terjadi sekali seumur hidup, tetapi pasien biasanya mengalami banyak episode. Tanda-tanda depresi terjadi hampir setiap hari, hampir setiap hari dalam adegan ini, dan termasuk sebagai berikut:
Kesedihan, duka, kekosongan, atau keputusasaan.
Sangat mudah untuk tersinggung, frustrasi, atau marah, terutama dalam situasi kecil.
Kurangnya perhatian atau kesenangan pada sebagian besar atau semua aktivitas yang biasa dilakukan seperti seks, hobi, olahraga.
gangguan tidur seperti insomnia dan kurang tidur.
Kelelahan dan kekurangan energi mengakibatkan tugas-tugas kecil yang membutuhkan usaha ekstra.
Hilangnya nafsu makan dan berat badan, atau peningkatan keinginan untuk makan dan peningkatan berat badan.
Gelisah, terburu-buru, atau takut.
Kemampuan untuk memperlambat, atau dialog, atau tindakan fisik.
Perasaan tidak berharga atau bersalah, ketidakpercayaan atas kekalahan di masa lalu, atau menyalahkan diri sendiri.
Sulit untuk membuat asumsi, fokus, membuat keputusan dan mengingat sesuatu.
Pikiran yang sering atau kedua belas dan ide bunuh diri tentang kematian.
Masalah fisik yang misterius seperti sakit punggung dan sakit kepala.
Untuk orang dengan kondisi batin yang akut, kegiatan sehari-hari seperti bekerja, sekolah, kegiatan sosial atau hubungan dengan orang lain diperburuk.
Baca Juga : 5 Langkah Membantu Pencegahan Bunuh Diri
Tanda dan Gejala Depresi pada Anak dan Remaja
Tanda dan Gejala Depresi pada Anak dan Remaja sama dengan pada orang dewasa, namun ada beberapa perbandingan: Atau kesulitan komunikasi, kecemasan, rasa sakit atau sakit, penolakan untuk bersekolah, atau berat badan kurang.
Remaja dengan depresi, tanda-tandanya bisa berupa kesedihan, luka ringan, emosi negatif dan tidak berharga, marah, nilai buruk, atau sering menolak sekolah. Tidak hanya itu, depresi pada remaja disalahpahami, terlalu sensitif, menggunakan obat-obatan dan alkohol, makan dan tidur larut malam, menyakiti diri sendiri, dan mengabaikan perhatian, juga dapat menunjukkan gejala seperti depresi. Hindari interaksi sosial selama aktivitas normal.
Tanda Depresi pada Lansia
Depresi bukanlah bagian normal dari penuaan dan tidak boleh diremehkan. Sayangnya, masalah suasana hati pada orang tua ini sering tidak dikenali dan tidak diobati, dan mereka mungkin ragu untuk mencari dorongan.
Tanda-tanda depresi dapat dipandang pada usia usia, terutama dalam tingkat perubahan dalam memori dan huruf
.
keterampilan dan luka.
Menguasai, berharap, masalah tidur, atau berlari dalam seks yang tidak disebabkan oleh kondisi medis dan penyembuhan.
ingin menetap, sosial atau bertindak dari situasi saat ini.
Roh dan emosi bunuh diri, emosi dan orang tua adalah yang paling penting.
Bagaimana jika saya perlu ke dokter?
Jika Anda mengalami salah satu gejala di atas, konsultasikan dengan dokter Anda sesegera mungkin. Jika Anda ragu untuk mengobati, bicarakan dengan teman atau kolega, ahli kesehatan, ahli agama, atau seseorang yang dapat Anda percaya.
Jangan malu untuk meminta bantuan dokter atau pemangku kepentingan lainnya. Silakan pergi ke dokter yang tinggal lebih awal dan sembuh.
Jika Anda menduga Anda telah terluka atau akan bunuh diri, hubungi 021 500454 atau 112
4, nomor darurat Departemen Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jika Anda berpikir untuk bunuh diri, Anda memiliki pilihan berikut:
Dalam kasus depresi, cari bantuan dari dokter Anda atau profesional perawatan kesehatan lainnya.
Bicaralah dengan teman dekat dan kolega Anda.
Kunjungan dari pemimpin agama atau orang lain dalam komunitas agama Anda.
Jika pasangan atau teman Anda depresi dan mencoba bunuh diri:
Pastikan orang lain selalu bersamanya.
Hubungi nomor darurat lokal Anda sesegera mungkin.
Jika memungkinkan, bawa saya ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.
Pemicu Depresi
Tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan depresi. Namun, ada beberapa pemicu yang meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi:
1. Genetika
Kebanyakan peneliti percaya bahwa genetika mempengaruhi depresi. Jika Anda memiliki orang tua atau saudara kandung yang menghadapi situasi ini, Anda juga memiliki kesempatan untuk menemukannya.
2. Bahan Kimia Otak
Situasi ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan kadar bahan kimia otak (neurotransmitter) yang mengatur atmosfer internal. Hal ini dapat menyebabkan berbagai tanda yang dikenal sebagai depresi klinis.
3. Aspek Lingkungan
Gangguan psikologis ini dapat disebabkan oleh situasi sehari-hari seperti: B. Bekerja. Profesi yang menumpuk, area aktivitas yang tidak pasti, dan masalah pribadi dengan atasan dan rekan kerja dapat menyebabkan depresi.
Tidak hanya masalah di tempat kerja, tetapi juga area rumah dan teman yang tidak didukung dapat menyebabkan situasi ini.
4. Stres Psikologis Kronis yang Parah
Kehilangan orang yang dicintai, gangguan hubungan, atau situasi stres selalu dapat memicu depresi. Para peneliti percaya bahwa hormon kortisol tingkat tinggi menekan kadar serotonin, yang pada akhirnya mengarah pada tanda-tanda depresi.
5. Riwayat medis penyakit tertentu
Dalam banyak kasus, stres dan rasa sakit akibat penyakit serius dapat menyebabkan depresi berat. Kondisi medis tertentu, seperti penyakit tiroid, penyakit Addison, dan penyakit mental, juga dapat menyebabkan gejala depresi.
6. Syok anak
Syok anak berdampak besar pada status intelektual orang tua. Beberapa kasus yang tidak menguntungkan, seperti pelecehan intim, pelecehan orang tua, atau efek perpisahan orang tua, dapat menyebabkan situasi ini.
Aspek Risiko Depresi
Depresi lebih sering terjadi pada remaja berusia 20-an atau 30-an. Namun, situasi ini dapat terjadi pada usia berapa pun. Wanita lebih mungkin didiagnosis dengan depresi daripada pria, yang mungkin menjadi alasan mengapa wanita lebih cenderung mencari dorongan dan penyembuhan.
Aspek yang meningkatkan risiko dan menyebabkan depresi adalah:
Riwayat keluarga dengan gangguan kejiwaan seperti gangguan kecemasan, gangguan makan, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan terlarang.
Beberapa ciri kepribadian seperti harga diri rendah, kecanduan, kritik diri atau pesimisme.
Penyakit berat atau serius seperti kanker, stroke, sakit parah, penyakit jantung.
Saya minum obat khusus. B. Beberapa obat antihipertensi atau obat tidur (konsultasikan dengan dokter Anda sebelum menghentikan obat).
Peristiwa traumatis atau tragis seperti kekerasan intim, kematian atau kehilangan orang yang dicintai, masalah keuangan.
Hubungan darah atau hubungan genetik dengan seseorang dengan depresi, gangguan bipolar, alkoholisme, atau percobaan bunuh diri.
5 Langkah Membantu Pencegahan Bunuh Diri
5 Langkah Membantu Pencegahan Bunuh Diri – Mengajukan pertanyaan “Apakah Anda berpikir untuk bunuh diri?” mengomunikasikan bahwa Anda terbuka untuk berbicara tentang bunuh diri dengan cara yang tidak menghakimi dan mendukung.
5 Langkah Membantu Pencegahan Bunuh Diri
samaritans-bristolcounty – Bertanya dengan cara yang langsung dan tidak memihak ini, dapat membuka pintu untuk dialog yang efektif tentang rasa sakit emosional mereka dan dapat memungkinkan semua orang jadilah orang yang bertanya langkah apa yang perlu diambil selanjutnya. Pertanyaan lain yang dapat Anda ajukan termasuk, “Bagaimana Anda terluka?” dan “Bagaimana saya bisa membantu?” Jangan pernah berjanji untuk merahasiakan pikiran mereka tentang bunuh diri.
Baca Juga : Pencegahan Bunuh Diri Itu Mungkin
Sisi lain dari langkah “Tanya” adalah “Dengarkan.” Pastikan Anda menanggapi jawaban mereka dengan serius dan tidak mengabaikannya, terutama jika mereka menunjukkan bahwa mereka sedang mengalami pikiran untuk bunuh diri. Mendengarkan alasan mereka mengalami rasa sakit emosional seperti itu, serta mendengarkan alasan potensial apa pun yang mereka ingin terus hidup, keduanya sangat penting ketika mereka memberi tahu Anda apa yang sedang terjadi. Bantu mereka fokus pada alasan mereka untuk hidup dan hindari memaksakan alasan Anda agar mereka tetap hidup.
Mengapa – Studi menunjukkan bahwa bertanya pada individu yang berisiko jika mereka ingin bunuh diri tidak meningkatkan bunuh diri atau pikiran untuk bunuh diri. Faktanya, penelitian menunjukkan sebaliknya: temuan menyarankan untuk mengakui dan berbicara tentang bunuh diri sebenarnya dapat mengurangi daripada meningkatkan Pemikiran bunuh diri.
BERADA DI SANA
Bagaimana – Ini bisa berarti hadir secara fisik untuk seseorang, berbicara dengan mereka di telepon saat Anda bisa, atau cara lain yang menunjukkan dukungan untuk orang yang berisiko. Aspek penting dari langkah ini adalah memastikan Anda menindaklanjuti dengan cara yang Anda katakan akan dapat mendukung orang tersebut jangan berkomitmen pada apa pun yang tidak ingin atau tidak dapat Anda capai.
Jika Anda tidak dapat hadir secara fisik dengan seseorang dengan pikiran untuk bunuh diri, bicarakan dengan mereka untuk mengembangkan beberapa ide untuk orang lain yang mungkin dapat membantu juga (sekali lagi, hanya orang lain yang bersedia, mampu, dan pantas untuk berada di sana). Mendengarkan sekali lagi sangat penting selama langkah ini – cari tahu apa dan siapa yang mereka yakini akan menjadi sumber bantuan yang paling efektif.
Mengapa – Berada di sana untuk seseorang dengan pikiran untuk bunuh diri adalah menyelamatkan jiwa. Meningkatkan keterhubungan seseorangkepada orang lain dan membatasi isolasi mereka (baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang) telah terbukti menjadi faktor protektif terhadap bunuh diri. Teori Bunuh Diri Interpersonal-Psikologis Thomas Joiner menyoroti keterhubungan sebagai salah satu komponen utamanya – khususnya, rasa memiliki yang rendah. Ketika seseorang mengalami keadaan ini, dipasangkan dengan beban yang dirasakan (bisa dibilang terkait dengan “keterhubungan” melalui perilaku yang mengisolasi dan kurangnya rasa tujuan) dan kemampuan yang diperoleh (rasa takut akan kematian yang lebih rendah dan pengalaman kekerasan yang terbiasa), risiko mereka dapat menjadi sangat tinggi. .
Dalam Teori Tiga Langkah(atau lebih dikenal sebagai Kerangka Ideation-to-Action), David Klonsky dan Alexis May juga berteori bahwa “keterhubungan” adalah faktor pelindung utama, tidak hanya terhadap bunuh diri secara keseluruhan, tetapi dalam hal eskalasi pemikiran bunuh diri. untuk bertindak. Penelitian mereka juga menunjukkan keterhubungan bertindak sebagai penyangga terhadap keputusasaan dan rasa sakit psikologis. Dengan “berada di sana”, kita memiliki kesempatan untuk mengurangi atau menghilangkan beberapa faktor penting ini.
MENJAGA MEREKA TETAP AMAN
Bagaimana – Pertama-tama, ada baiknya semua orang berada di halaman yang sama. Setelah langkah “Tanya”, dan Anda telah memutuskan bahwa bunuh diri memang sedang dibicarakan, penting untuk mengetahui beberapa hal untuk membangun keamanan segera. Apakah mereka sudah melakukan sesuatu untuk mencoba bunuh diri sebelum berbicara dengan Anda? Apakah orang yang mengalami pikiran untuk bunuh diri tahu bagaimana mereka akan bunuh diri? Apakah mereka memiliki rencana yang grafis jadilah orang yang menjaga mereka tetap amanspesifik dan terperinci? Apa waktu untuk rencana mereka? Akses seperti apa yang mereka miliki ke metode yang mereka rencanakan?
Mengapa – Mengetahui jawaban atas masing-masing pertanyaan ini dapat memberi tahu kita banyak tentang bahaya dan tingkat keparahan bahaya yang dihadapi orang tersebut. Misalnya, semakin banyak langkah dan bagian dari rencana yang ada, semakin tinggi tingkat keparahan risiko dan kemampuan mereka untuk memberlakukan rencana mereka mungkin. Atau jika mereka memiliki akses langsung ke senjata api dan sangat serius untuk mencoba bunuh diri, maka langkah-langkah tambahan (seperti meminta bantuan darurat atau mengantar mereka ke unit gawat darurat) mungkin diperlukan. Lifeline selalu dapat bertindak sebagai sumber daya selama momen-momen ini juga jika Anda tidak sepenuhnya yakin apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard TH Chan mencatat bahwa mengurangi akses orang yang ingin bunuh diri ke cara yang sangat mematikan (atau metode yang dipilih untuk percobaan bunuh diri) adalah bagian penting dari pencegahan bunuh diri. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa ketika sarana mematikan dibuat kurang tersedia atau kurang mematikan, tingkat bunuh diri dengan metode itu menurun, dan sering kali tingkat bunuh diri secara keseluruhan menurun.
Penelitian juga menunjukkan bahwa “substitusi metode” atau memilih metode alternatif ketika metode asli dibatasi, seringkali tidak terjadi. Mitos “Jika seseorang benar-benar ingin bunuh diri, mereka akan menemukan cara untuk melakukannya” seringkali tidak benar jika langkah-langkah keamanan yang tepat diterapkan. Langkah Jaga Mereka Aman benar-benar tentang menunjukkan dukungan untuk seseorang pada saat mereka memiliki pikiran untuk bunuh diri dengan menempatkan waktu dan jarakantara orang tersebut dan metode yang mereka pilih, terutama metode yang telah menunjukkan tingkat kematian yang lebih tinggi (seperti senjata api dan obat-obatan).
BANTU MEREKA TERHUBUNG
Bagaimana – Membantu seseorang dengan pikiran untuk bunuh diri terhubung dengan dukungan berkelanjutan (seperti Lifeline, 800-273-8255) dapat membantu mereka membangun jaring pengaman untuk saat-saat mereka menemukan diri mereka dalam krisis. Komponen tambahan jaring pengaman mungkin menghubungkan mereka dengan dukungan dan sumber daya di komunitas mereka. Jelajahi beberapa kemungkinan dukungan ini bersama mereka – apakah mereka saatini menemui grafik jadilah orang yang membantu mereka terhubungprofesional kesehatan mental? Apakah mereka ada di masa lalu? Apakah ini pilihan bagi mereka saat ini? Apakah ada sumber daya kesehatan mental lain di masyarakat yang dapat membantu secara efektif?
Salah satu cara untuk mulai membantu mereka menemukan cara untuk terhubung adalah bekerja dengan mereka untuk mengembangkan rencana keselamatan. Ini dapat mencakup cara bagi mereka untuk mengidentifikasi apakah mereka mulai mengalami pemikiran bunuh diri yang signifikan dan parah, serta apa yang harus dilakukan pada saat-saat krisis tersebut. Rencana keselamatan juga dapat mencakup daftar individu yang harus dihubungi saat krisis terjadi.
Mengapa – Dampak Pelatihan Keterampilan Intervensi Bunuh Diri Terapan pada Garis Hidup Pencegahan Bunuh Diri Nasional menemukan bahwa individu yang disebut National Suicide Prevention Lifeline secara signifikan lebih mungkin untuk merasa kurang tertekan, kurang bunuh diri, kurang kewalahan, dan lebih berharap pada akhir panggilan yang ditangani oleh konselor terlatih Pelatihan Keterampilan Intervensi Terapan Intervensi. Perbaikan ini terkait dengan intervensi konselor terkait ASIST, termasuk mendengarkan tanpa penilaian, mengeksplorasi alasan untuk hidup dan menciptakan jaringan dukungan.
MENINDAKLANJUTI
Bagaimana – Setelah kontak awal Anda dengan seseorang yang mengalami pikiran untuk bunuh diri, dan setelah Anda menghubungkan mereka dengan sistem dukungan langsung yang mereka butuhkan, pastikan untuk menindaklanjuti dengan mereka untuk melihat bagaimana keadaannya. Tinggalkan pesan, kirim SMS, atau telepon mereka. Langkah tindak lanjut adalah saat yang tepat untuk memeriksa dengan mereka untuk melihat apakah ada lagi yang dapat Anda bantu atau jika ada hal-hal yang Anda katakan akan Anda lakukan dan belum sempat Anda selesaikan. orang.
Mengapa – Jenis kontak ini dapat terus meningkatkan perasaan keterhubungan mereka dan membagikan dukungan berkelanjutan Anda. Ada bukti bahwa bahkan bentuk sederhana untuk menjangkau, seperti mengirim kartu pos yang peduli, berpotensi mengurangi risiko mereka untuk bunuh diri.
Penelitian telah menunjukkan pengurangan jumlah kematian akibat bunuh diri ketika tindak lanjut terlibat dengan populasi berisiko tinggi setelah mereka keluar dari layanan perawatan akut. Studi juga menunjukkan bahwa intervensi singkat dan berbiaya rendah serta kontak yang mendukung dan berkelanjutan mungkin menjadi bagian penting dari pencegahan bunuh diri. Silakan kunjungi Masalah Tindak Lanjut kamihalaman untuk lebih.
Pencegahan Bunuh Diri Itu Mungkin
Pencegahan Bunuh Diri Itu Mungkin – Bunuh diri adalah masalah kesehatan masyarakat yang kompleks yang memerlukan koordinasi dan kerjasama antara penyedia layanan kesehatan, individu dan anggota keluarga, dan layanan pengobatan dan masyarakat. Bunuh diri dapat dicegah.
Pencegahan Bunuh Diri Itu Mungkin
samaritans-bristolcounty – Jika kita semua bekerja sama, kita dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah kesehatan masyarakat ini dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan. Berikut adalah enam cara untuk mengurangi jumlah bunuh diri:
Baca Juga : Tips Yang Tepat Untuk Mencegah Remaja Bunuh Diri
1. Pertahankan Hubungan Sosial yang Berarti
Hubungan sosial membantu kita hidup lebih lama, lebih kuat, lebih bahagia. Meskipun beberapa orang mengatakan lebih banyak lebih baik, jumlah koneksi yang kita miliki tidak sepenting seberapa terhubung yang kita rasakan. Berusaha keras untuk kualitas, hubungan yang bermakna. Berikut adalah beberapa tips untuk membuat atau memperkuat hubungan dalam hidup Anda.
Terhubung dengan teman-teman di media sosial atau melalui SMS itu mudah, tetapi cobalah untuk bertemu langsung dengan teman-teman Anda jika memungkinkan. Interaksi tatap muka membantu memperdalam hubungan sosial sebagian dengan memungkinkan kita melihat dan mendengar komunikasi nonverbal teman kita — bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara. Jadi, bertemulah untuk minum kopi, jalan-jalan, atau lakukan hal lain di mana Anda dapat menyimpan ponsel dan saling memberikan perhatian penuh.
Penelitian menunjukkan bahwa persahabatan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi hidup kita dalam banyak hal, termasuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental kita. Persahabatan meningkatkan peluang untuk kontak sosial dan mengurangi isolasi sosial — faktor risiko yang diketahui untuk depresi dan pikiran untuk bunuh diri. Teman membuat kita tertawa, mendengarkan masalah kita, dan ada untuk kita saat kita membutuhkannya. Memiliki satu teman dekat saja bisa membuat kita merasa dicintai dan penting, dan perasaan itu bisa menyelamatkan nyawa.
Jika Anda khawatir salah satu teman Anda mungkin mengalami depresi atau berpikir untuk bunuh diri, sangat penting untuk membicarakannya dengan mereka. Jangan tinggal diam. Inilah cara Anda dapat berbicara dengan teman tentang bunuh diri . Anda juga dapat mempelajari tanda-tanda peringatan bunuh diri sehingga Anda dapat membantu teman Anda tetap aman selama krisis emosional.
2. Kenali Tanda Peringatannya
Bunuh diri tidak memiliki satu penyebab tunggal. Faktor-faktor tertentu seperti penyalahgunaan zat dan depresi yang tidak diobati dapat menyebabkan risiko bunuh diri yang lebih tinggi seperti halnya memiliki sekelompok teman yang tepercaya dapat membantu melindungi Anda. Baca lebih lanjut tentang tanda-tanda peringatan bunuh diri, faktor risiko dan faktor pelindung bunuh diri.
3. Identifikasi Apakah Anda atau Orang Lain Memiliki Kebutuhan Kesehatan Mental Tertentu
Perawatan yang efektif untuk orang yang ingin bunuh diri sangat bergantung pada tingkat risiko, kebutuhan pribadi, dan preferensi individu. Sekitar 90% orang yang meninggal karena bunuh diri memiliki gangguan mental pada saat kematiannya. Karena itu, para profesional secara luas setuju bahwa mengobati gangguan mental yang mendasarinya dan menilai risiko bunuh diri merupakan elemen penting dalam mencegah kematian akibat bunuh diri.
Continuity of Care adalah keterhubungan antara lebih dari satu penyedia layanan kesehatan dengan yang lain untuk memberikan kelancaran transisi layanan dan informasi pasien dengan gangguan sesedikit mungkin bagi pasien. Ini sangat penting dalam menciptakan lingkungan dan rencana kesehatan untuk menjaga pasien bunuh diri tetap aman. Pusat Sumber Daya Pencegahan Bunuh Diri dalam kemitraan dengan University of Michigan membuat panduan untuk perawatan lanjutan. Karya komprehensif ini menguraikan pedoman untuk perawatan berkelanjutan pasien setelah upaya bunuh diri.
4. Mengurangi Akses ke Cara Bunuh Diri yang Mematikan
Membatasi akses ke sarana mematikan yang digunakan individu untuk mencoba bunuh diri terus menjadi salah satu strategi paling sukses dalam mencegah bunuh diri. Penelitian telah menunjukkan berkali-kali bahwa membatasi akses ke sarana mematikan atau “pembatasan sarana” dapat menyelamatkan nyawa.
Dengan membatasi akses ke senjata api dan metode yang sangat mematikan lainnya, penurunan tingkat bunuh diri dengan metode itu dan tingkat bunuh diri secara keseluruhan mulai menurun. Membatasi akses ke cara yang mematikan tidak selalu menyebabkan lebih sedikit kematian, tetapi merupakan salah satu tindakan pencegahan bunuh diri yang memerlukan penelitian lebih lanjut dan pelatihan intervensi tingkat individu yang lebih banyak untuk membuat cara yang mematikan kurang tersedia.
Cara yang mematikan mengacu pada metode yang digunakan seseorang untuk mencoba bunuh diri. Istilah “mematikan” penting karena beberapa metode lebih berbahaya atau merusak daripada yang lain. Misalnya, jika seseorang memilih untuk menggunakan pistol untuk mengakhiri hidup mereka, tindakan itu cepat dan hampir selalu tidak dapat diubah. Sebaliknya, metode lain seperti overdosis pil atau menghirup bahan kimia berbahaya memungkinkan lebih banyak waktu untuk mempertimbangkan kembali atau disimpan selama percobaan.
Sarana Pengurangan Konseling
Di Amerika Serikat, lebih dari setengah dari semua kasus bunuh diri dilakukan dengan senjata api. Karena kepemilikan senjata api tinggi di antara rumah tangga Amerika dan kemungkinan akan tetap demikian, upaya untuk memperkenalkan pengurangan sarana dilaksanakan pada tingkat individu melalui konseling sarana yang mematikan. Profesional medis, anggota keluarga, dan siapa pun yang melakukan kontak dengan orang yang ingin bunuh diri harus dapat berbicara dengan orang itu tentang niat bunuh diri dan berusaha membuat cara mematikan apa pun untuk sementara tidak dapat diakses.
5. Mencari Bantuan untuk Diri Sendiri atau Orang Lain
Jika Anda mengkhawatirkan pikiran atau perasaan bunuh diri Anda, atau orang lain, penting untuk mencari bantuan. Ada banyak pilihan dukungan yang tersedia untuk mengatasi pikiran atau perasaan bunuh diri.
Jika Anda mengenal seseorang yang telah mengindikasikan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk bunuh diri, tanggapi mereka dengan serius. Dorong mereka untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental dan jangan biarkan mereka sendirian.
Memahami Risiko dan Pencegahan Bunuh Diri
Memahami Risiko dan Pencegahan Bunuh Diri – Bunuh diri adalah ancaman kesehatan masyarakat yang dapat dicegah yang membutuhkan respons multisektoral. Ada strategi pencegahan yang menjanjikan di sektor perawatan kesehatan, peradilan pidana, dan pendidikan. Lebih banyak pekerjaan diperlukan untuk menyebarluaskan strategi-strategi ini dan mengembangkan strategi-strategi lainnya.
Memahami Risiko dan Pencegahan Bunuh Diri
Baca Juga : Cara yang Lebih Baik Untuk Mencegah Bunuh Diri
samaritans-bristolcounty – Kematian akibat bunuh diri berada pada titik tertinggi dan terus meningkat sebuah tren yang mengkhawatirkan, mengingat meningkatnya isolasi sosial, penurunan ekonomi, dan masalah kesehatan mental dan penggunaan narkoba yang terkait dengan pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19). Faktor-faktor ini cenderung memperburuk ” kematian karena putus asa “, termasuk bunuh diri.
Bunuh diri adalah penyebab kematian kesepuluh di Amerika Serikat pada tahun 2018, merenggut lebih dari dua kali lebih banyak nyawa daripada pembunuhan. Ini kira-kira berada di peringkat keempat di antara semua penyebab kematian dalam hal potensi tahun kehidupan yang hilang . Dari 1999, ketika Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mulai melacak bunuh diri, hingga 2018, tingkat bunuh diri meningkat 35 persen menjadi 14,2 per 100.000 orang.
Epidemi bunuh diri ini mempengaruhi semua usia dan kelompok etnis, meskipun populasi tertentu terpengaruh secara tidak proporsional. Bunuh diri adalah penyebab utama kematian kedua pada remaja di AS pada 2019. Antara 2007 dan 2018, bunuh diri meningkat 57,4 persen pada anak berusia 10–24 tahun . Dalam demografi pemuda, ada perbedaan lebih lanjut berdasarkan ras. Pemuda kulit hitam sekarang berisiko lebih tinggi meninggal karena bunuh diri daripada rekan-rekan kulit putih mereka . Meskipun tingkat bunuh diri di populasi Indian Amerika dan Penduduk Asli Alaska telah lama melampaui rata-rata nasional, peningkatan tajam dalam tingkat bunuh diri di antara perempuan Indian Amerika dan Penduduk Asli Alaska antara 1999 dan 2017 (139 persen) merupakan tren yang mengkhawatirkan.
Lesbian, gay, dan biseksual remaja serius merenungkan bunuh diri hampir tiga kali lipat dari remaja heteroseksual, menurut laporan tahun 2015, dan tingkat kelompok mantan untuk percobaan bunuh diri hampir lima kali lebih tinggi daripada yang terakhir. Selain itu, 40 persen individu transgender telah mencoba bunuh diri dalam hidup mereka, menurut laporan tahun 2015, melebihi angka dalam populasi AS hampir sembilan kali lipat.
Tingkat bunuh diri untuk veteran adalah 1,5 kali lebih tinggi daripada untuk populasi umum AS pada tahun 2019, dan bunuh diri di antara anggota dinas militer yang aktif saat ini berada pada level tertinggi enam tahun tren yang mengkhawatirkan meskipun tingkat bunuh diri lebih rendah atau setara dengan populasi umum AS saat menyesuaikan usia.
Secara historis, pembuat kebijakan telah mendekati bunuh diri dengan melihat solusi di sektor perawatan kesehatan. Namun, bunuh diri harus dipertimbangkan dalam konteks yang lebih besar yang mencakup kesehatan fisik dan mental individu dan banyak faktor sosial dan komunitas. Rata-rata, setiap bunuh diri mencapai hingga 135 orang , bergema melalui keluarga dan lingkaran sosialmenyoroti kebutuhan untuk memeriksa masalah dan solusinya melalui lensa yang luas.
Tanpa pendekatan sistem yang luas yang mencakup lebih dari sektor perawatan kesehatan, solusi tidak akan berhasil. Singkat ini menguraikan kemajuan dalam ilmu pencegahan bunuh diri di bidang perawatan kesehatan, peradilan pidana, dan sektor pendidikan. Salah satu sektor penting yang tidak termasuk dalam ringkasan ini adalah militer. Meskipun Departemen Pertahanan dan Departemen Urusan Veteran telah mengeluarkan pedoman yang kuat untuk menangani bunuh diri di antara personel militer dan veteran, pencegahan bunuh diri pada populasi unik ini berada di luar cakupan ringkasan ini dan dibahas secara rinci di tempat lain .. Ringkasan ini memberikan gambaran umum penelitian tentang risiko bunuh diri dan faktor pelindung, menyoroti strategi pencegahan bunuh diri saat ini di tiga sektor yang disebutkan, dan mencatat peluang kebijakan untuk meningkatkan upaya pencegahan multisektoral.
Mendefinisikan Bunuh Diri
CDC mendefinisikan bunuh diri sebagai “kematian yang disebabkan oleh perilaku merugikan yang diarahkan sendiri dengan niat untuk mati sebagai akibat dari perilaku tersebut.” Upaya bunuh diri adalah “perilaku yang diarahkan sendiri dan berpotensi melukai yang tidak fatal dengan niat apa pun untuk mati sebagai akibat dari perilaku tersebut.” Upaya bunuh diri mungkin atau mungkin tidak mengakibatkan cedera.
Keterbatasan data menyulitkan peneliti untuk memisahkan bunuh diri dari kematian putus asa lainnya yang dapat dicegah , termasuk kematian akibat penggunaan narkoba atau alkohol. Overdosis obat dan kematian alkohol mungkin salah diklasifikasikan sebagai kecelakaan atau tidak ditentukan ketika mereka benar-benar bunuh diri. Dalam satu penelitian, sepertiga dari kasus bunuh diri overdosis tidak dilaporkan. Meskipun kematian mungkin tidak diklasifikasikan sebagai bunuh diri yang disengaja, risiko yang diketahui dari kemungkinan overdosis fatal menunjukkan ada spektrum niat yang terkait dengan motivasi untuk hidup . Dengan demikian, besarnya masalah kemungkinan lebih buruk daripada yang ditunjukkan oleh data yang tersedia.
Faktor Risiko Dan Protektif
Sejumlah besar penelitian epidemiologi telah berfokus pada faktor -faktor yang terkait dengan peningkatan risiko bunuh diri dan pada faktor-faktor yang bersifat protektif. Asumsi umum adalah bahwa akses ke perawatan kesehatan bersifat protektif, padahal sebenarnya banyak individu yang meninggal karena bunuh diri berinteraksi dengan sistem perawatan kesehatan di tahun sebelum meninggal. Dalam sebuah penelitian , 83 persen pasien yang meninggal karena bunuh diri selama periode sepuluh tahun menerima beberapa bentuk layanan perawatan kesehatan pada tahun sebelum kematian mereka. Hampir setengah dari pasien tersebut telah mengunjungi penyedia perawatan primer pada bulan sebelum kematian mereka.
Namun, hanya sekitar seperempat yang memiliki diagnosis kesehatan mental yang terdokumentasi pada bulan sebelum kematian mereka. Meskipun ada bukti bahwa skrining dan pengobatan dapat membantu mengurangi gejala depresi dan risiko bunuh diri, sebagian besar sistem perawatan kesehatan tidak secara rutin menyaring kondisi kesehatan mental utama, terutama di rangkaian dengan kepadatan tinggi seperti perawatan primer, di mana tingkat skrining kurang dari 5 persen pada 2012– 13. Akibatnya, mereka yang mencari perawatan di sistem persalinan mungkin tidak ditandai sebagai potensi risiko bunuh diri karena mereka tidak membawa diagnosis kesehatan mental.
Ada faktor risiko lain yang berhubungan dengan perilaku dan kesehatan fisik untuk bunuh diri. Misalnya, risiko bunuh diri meningkat dalam beberapa minggu setelah keluar dari perawatan psikiatri rawat inap. Faktor risiko terkait kesehatan lainnya termasuk perilaku bunuh diri sebelumnya, riwayat keluarga perilaku bunuh diri, trauma psikososial, kehilangan baru-baru ini dari orang yang dicintai atau pekerjaan, keputusasaan, kecemasan intens, insomnia parah, isolasi atau kurangnya dukungan sosial, nyeri kronis, dan penyakit umum semacam itu. kondisi medis seperti kanker dan multiple sclerosis. Tidak ada satu pun faktor risiko klinis yang tampaknya jauh lebih kuat daripada yang lain.
Ada juga faktor risiko sosial dan lingkungan yang penting , termasuk hambatan untuk mengakses layanan kesehatan mental, keterhubungan masyarakat yang tidak memadai, penggambaran media yang tidak aman tentang bunuh diri , dan ketersediaan sarana yang mematikan. Setengah dari kasus bunuh diri di Amerika Serikat terjadi dengan senjata api.
Terlepas dari banyaknya faktor risiko ini, sebagian besar individu yang mungkin diklasifikasikan sebagai “berisiko tinggi” tidak meninggal karena bunuh diri. Utilitas prediktif lintas faktor risiko hanya sedikit lebih baik daripada kebetulan . Tidak ada alat stratifikasi risiko standar yang telah dikaitkan dengan nilai prediktif yang berarti pada titik administrasi, dan ketergantungan yang berlebihan pada identifikasi faktor risiko dapat memberikan jaminan palsu . Selain itu, faktor protektif dapat mengurangi risiko seseorang untuk bunuh diri . Keterhubungan sosial (interpersonal atau institusional), strategi koping dan pemecahan masalah yang efektif, penolakan moral atau agama untuk bunuh diri, akses ke perawatan kesehatan, dan kurangnya akses ke sarana mematikan semuanya terkait dengan penurunan risiko. Literatur yang muncul menunjukkan bahwa sifat kompleks dari pengkategorian risiko bunuh diri memerlukan pergeseran dari formulasi prediktif ke model penilaian risiko yang berfokus pada pencegahan
Strategi Pencegahan Bunuh Diri Multisektoral
Strategi pencegahan bunuh diri harus dimulai dengan pengakuan bahwa bunuh diri tidak boleh diserahkan secara eksklusif pada sistem perawatan kesehatan mental untuk diselesaikan, dan bahwa itu bukan hanya masalah perawatan medis tetapi juga masalah kesehatan masyarakat yang menyentuh banyak sektor masyarakat. Rekomendasi ahli untuk mencegah bunuh diri menekankan pentingnya pendekatan tingkat individu dan populasi . Bagian ini menjelaskan bagaimana tiga sektor utama perawatan kesehatan, peradilan pidana, dan pendidikandapat mengambil pendekatan sistem semacam itu untuk mengurangi risiko bunuh diri.
SISTEM PERAWATAN KESEHATAN
Gagasan mencegah bunuh diri telah bertentangan dengan pengajaran tradisional dalam kedokteran, di mana bunuh diri secara historis dipahami sebagai hasil yang tidak menguntungkan tetapi tak terhindarkan bagi beberapa pasien dengan penyakit mental. Demonstrasi terbaru pencegahan bunuh diri dalam sistem perawatan kesehatan menantang asumsi ini. Misalnya, Zero Suicide , sebuah pendekatan untuk menghilangkan bunuh diri melalui desain ulang sistem perawatan, dimulai dengan komitmen untuk mengukur bunuh diri dan mengobatinya secara terpisah dari penyakit apa pun yang mungkin mendorongnya. Tim perawatan kemudian dapat fokus pada implementasi dan peningkatan berkelanjutan dari intervensi berbasis bukti yang diketahui dapat mengurangi risiko bunuh diri, seperti pembatasan sarana mematikan dan perencanaan keselamatan., terlepas dari diagnosis spesifik pasien atau tingkat keparahan gejala. Pendekatan ini mengalihkan fokus dari cara memprediksi bunuh diri pada individu ke cara mengurangi bunuh diri dalam suatu populasi. Ahli bedah umum AS menyerukan penerapan “nol bunuh diri” sebagai tujuan utama dalam Strategi Nasional 2012 untuk Pencegahan Bunuh Diri . Evaluasi ilmiah dari upaya untuk menyebarkan pendekatan ini saat ini sedang berlangsung.
Contoh penting lainnya dari pendekatan sistem perawatan kesehatan untuk pencegahan bunuh diri adalah Tujuan Keselamatan Pasien Nasional Komisi Gabungan 2019 yang diperbarui untuk pencegahan bunuh diri . Laporan ini meminta organisasi perawatan kesehatan untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko bunuh diri dan melakukan intervensi berbasis bukti untuk mengurangi risiko tersebut , termasuk memodifikasi lingkungan fisik perawatan untuk meningkatkan keamanannya. Yang penting, persyaratan ini sekarang berlaku tidak hanya untuk organisasi perawatan kesehatan perilaku tetapi juga untuk semua rumah sakit umum dan organisasi perawatan kesehatan yang diakreditasi oleh Komisi Gabungan.
Selain model-model ini dalam sistem perawatan kesehatan, perluasan pendidikan pencegahan bunuh diri interprofessional menjanjikan untuk meningkatkan kompetensi di antara berbagai penyedia dalam berbagai disiplin ilmu kesehatan. Selain itu, melatih dokter untuk mengenali tanda-tanda potensi bunuh diri dapat memiliki dampak yang luar biasa pada identifikasi dan intervensi dini.
SISTEM KEADILAN KRIMINAL
Di AS pada 2011–14, sekitar dua puluh tiga per 100.000 tahanan meninggal karena bunuh diri dibandingkan dengan tujuh belas orang per 100.000 di antara populasi umum berusia 30–49 tahun. Peningkatan risiko bunuh diri yang dipaksakan oleh penahanan lebih besar untuk wanita daripada pria. Solusi diperumit oleh kompleksitas ekonomi, rasial, dan politik dari sistem peradilan pidana dan fakta bahwa pengaturan pemasyarakatan (penjara, penjara, masa percobaan, pembebasan bersyarat) adalah gudang bagi individu rentan yang sudah berisiko tinggi untuk bunuh diri, seperti mereka yang menggunakan narkoba. gangguan. Faktanya, orang-orang dengan penyakit mental terlalu terwakili dalam pengaturan peradilan pidana , kadang-kadang dengan margin yang besar. Upaya pencegahan bunuh diri yang komprehensif dalam sistem peradilan pidana termasuk penciptaan lingkungan yang protektif dan penguatan akses ke perawatan kesehatan mental dan hubungan sosial.
Pendekatan tradisional untuk membuat lingkungan fisik penjara lebih aman tidak terlalu efektif. Misalnya, satu laporan menemukan bahwa praktik menempatkan narapidana di “waspada bunuh diri” dalam isolasi yang ekstrem sebenarnya menyebabkan peningkatan bunuh diri. Sebaliknya, upaya harus fokus pada pembatasan akses ke sarana yang berpotensi mematikan. Bunuh diri di antara narapidana biasanya terjadi dengan cara digantung atau sesak napas. Melepaskan seprai, tali sepatu, dan barang serupa dapat mengurangi risiko ini.
Sistem peradilan pidana tidak dirancang untuk memberikan perawatan kesehatan mental. Namun, mengingat meningkatnya prevalensi penyakit mental di penjara , para ahli menganjurkan pendekatan kolaboratif antara sistem pemasyarakatan dan perawatan kesehatan. Pendekatan semacam itu mungkin melibatkan penyaringan, evaluasi, dan intervensi mitigasi risiko berbasis bukti . Selain itu, setelah narapidana dibebaskan dari penjara, penting untuk menjaga hubungan mereka dengan layanan sosial dan perawatan kesehatan. Menurut sebuah penelitian dari 1999-2003, selama dua tahun pertama setelah pembebasan, narapidana memiliki tingkat kematian yang disesuaikan 3,5 kali lipat dari populasi umum, dengan penyebab utama kematian termasuk overdosis obat, bunuh diri, dan pembunuhan.